Jakarta (ANTARA News) - TNI meminta Pemerintah Belanda untuk konsisten mendukung pembangunan kapal "light fregat" yang merupakan jenis perusak kawal rudal (PKR) yang dibuat oleh PT PAL bersama supervisi dari perusahaan galangan kapal "Schelde" Belanda.
"Ya kami meminta dukungan Belanda untuk lebih konsisten dalam supervisi pembangunan kapal tersebut, karena ada beberapa hal yang tidak bisa dikerjakan PT PAL," kata juru bicara TNI Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul di Jakarta, Selasa.
Dikonfirmasi usai menghadiri pertemuan tertutup Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dengan Duta Besar Belanda untuk Indonesia Tjeerd F. De Zwaan, ia mengatakan, konsistensi Belanda untuk pembangunan kapal tempur modern itu tetap diperlukan tanpa mengabaikan upaya pemberdayaan daya mampu dari PT PAL sebagai salah satu industri strategis nasional.
"Ini semua dilakukan juga dalam rangka revitalisasi industri pertahanan nasional, khususnya PT PAL untuk dapat memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan TNI termasuk kapal perang `light fregat`," ujar Iskandar.
TNI Angkatan Laut sedang membenahi kekuatan tempurnya dalam kerangka kekuatan pokok minimum, dengan memodernisasi persenjataan tempurnya. Saat ini terdapat 154 KRI berbagai jenis dan ditargatkan menjadi 274 KRI.
Terkait itu, Kementerian Pertahanan telah meluncurkan program pembangunan kapal "light fregat" PKR bekerja sama dengan Belanda. Kementerian Pertahanan mentargetkan pembuatan 10 unit kapal.
Pembangunan satu kapal perang itu diperkirakan menghabiskan dana sebesar 220 juta dolar AS dengan lama pembangunan selama empat tahun.
Selain pembangunan kapal `light fregat`, dalam pertemuan itu dibahas berbagai hal menyangkut hubungan bilateral kedua negara, yang telah berjalan baik termasuk hubungan militer kedua pihak.(*)
(T.R018/B013/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010