Luhut menyampaikan hal tersebut saat melakukan kunjungan ke PT Etana Biotechnologies Indonesia bersama Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa.
"Kami, pemerintah, mendukung kerja sama strategis ini dan saya yakin BPOM dan Kemenkes juga akan mendukung penuh," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
PT Etana Biotechnologies Indonesia berencana untuk memproduksi vaksin COVID-19 mRNA bekerja sama dengan Walvax Biotechnology, perusahaan asal China yang terlibat dalam riset, pengembangan, produksi dan dan distribusi vaksin, monoclonal antibodi dan produk darah.
Baca juga: 39 juta lebih warga sudah dapat suntikan dosis kedua vaksin COVID-19
Luhut menuturkan, kerja sama di bidang kesehatan menjadi poin penting, khususnya di tengah pandemi COVID-19. Ia berharap kerja sama ini bisa menumbuhkan transfer pengetahuan sehingga pengembangan dan produksi pun bisa dilakukan di dalam negeri.
"Kami juga mendukung Uji Klinis tahap 3 yang akan segera dilaksanakan oleh PT Etana, proses Emergency Used Authorization, serta jaminan pasar untuk vaksin yang memiliki TKDN tinggi," lanjutnya.
Luhut berharap, transfer teknologi vaksin mRNA akan menciptakan lompatan besar guna mendukung kemandirian kesehatan Indonesia.
"Saya harap, Indonesia akan melakukan leapfrog dengan adanya transfer teknologi Vaksin mRNA, dan ke depan produk bioteknologi di Indonesia akan semakin berkembang dan kemandirian kesehatan Indonesia segera terwujud," pungkas Luhut.
Sementara itu, Direktur Utama PT Etana Bioechnologies Indonesia Nathan Tirtana menyatakan komitmennya untuk produksi riset dan pengembangan (RnD) vaksin COVID-19 berbasis teknologi next generation mRNA di Indonesia yang bisa disimpan di suhu 2-8 derajat celcius. Tim Pakar dari Walvax juga akan datang ke Indonesia minggu depan untuk memulai transfer teknologi.
"Pada saat ini, proses kerja sama dan produksi vaksin sedang difinalisasi, dan sepenuhnya memenuhi regulasi dan protokol yang berlaku di Indonesia maupun WHO," tuturnya.
Baca juga: Presiden targetkan angka vaksinasi capai 70 persen pada akhir tahun
Lebih jauh, Nathan kemudian juga menjelaskan bahwa produksi vaksin akan dilakukan dengan menggunakan teknologi single use tech for multiple product in one utility (pemanfaatan sebuah teknologi untuk berbagai produk). Proses pembuatan vaksin akan dimulai dengan plasmid manufacturing, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan mRNA.
"mRNA manufacturing akan dilakukan di luar sel, guna mempermudah proses pemurnian, dan setelahnya akan dilanjut ke tahap mRNA encapsulation," terangnya.
Nathan juga menegaskan bahwa seluruh proses penelitian dan pengembangan vaksin ini dilakukan tanpa melakukan tes pada hewan.
Selain produksi vaksin, ia juga menyampaikan bahwa perusahaannya juga sedang mengembangkan produk onkologi dan mulai memproduksi produk epoetin alfa, yaitu obat yang digunakan untuk terapi anemia pasien ginjal kronis di tahun 2022.
Baca juga: Luhut ungkap alasan sejumlah daerah sulit turunkan level PPKM
Baca juga: Luhut minta semua pihak kompak disiplin hindari gelombang ketiga
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021