Jakarta (ANTARA) - Aplikasi sewa kamar Mamikos memanfaatkan data yang dimiliki untuk meningkatkan okupansi yang menurun saat pandemi COVID-19. Sejak awal pandemi, kata Founder dan CEO Mamikos Maria Regina Anggit, okupansi sudah menurun, tetapi mereka bisa mengidentifikasi permintaan dari pasar melalui teknologi analitik.

"Contohnya mitra pemilik kos di Yogyakarta, data menunjukkan kos putri oversupply sementara kos putra undersupply. Setelah sebulan, okupansi naik dari 20 persen ke 100 persen," kata Anggit dalam media briefing "Mengoptimalkan Kontribusi Startup Sebagai Enabler Digitalisasi UMKM/Bisnis Rumahan Melalui Pendayagunaan Cloud", Selasa.

Melalui pemanfaatan teknologi analitik, data penyewa yang ada bisa membuat mereka mencari celah pangsa pasar yang bisa dilayani di tengah pandemi sebagai usaha menangkap peluang.

Baca juga: Perkembangan pesat "cloud" dorong transformasi digital Indonesia

Kesadaran untuk menangkap peluang ini menjadi momen meningkatnya literasi pemilik kos mitra Mamikos terhadap digitalisasi.

"Pandemi mendorong pemilik kos yang masih tradisional untuk menerima digitalisasi," katanya.

Anggit mengatakan, lewat pemanfaatan teknologi analitik AWS, termasuk gudang data berbasis cloud Amazon Redshift, Mamikos mampu menjaga rata-rata tingkat okupansi bagi mitra pemilik kos di angka 70 hingga 75 persen saat pandemi.

Selain analitik, Mamikos menggunakan solusi content delivery network (CDN) AWS yang bernama Amazon CloudFront untuk memastikan bahwa layanannya dapat diakses dengan cepat setiap waktu.

Anggit mengatakan Mamikos juga tertarik mengeksplorasi analitik data di kategori yang jauh lebih kaya dan terperinci, seperti pengaruh kebijakan dan vaksinasi pemerintah daerah terhadap tren pencarian kos, serta teknologi machine learning untuk mempertemukan pencari dan pemilik kos dengan lebih optimal dan efisien.

Baca juga: Cloudera dan Alibaba Cloud percepat inisiatif cloud berbasis data

Mamikos merupakan lulusan AWS Activate, program AWS yang ditujukan kepada startup yang berada di fase awal pertumbuhannya. Manfaat yang didapatkan Mamikos dari AWS Activate antara lain berupa AWS credits yang sangat berguna untuk eksperimentasi berskala kecil hingga berskala besar demi menemukan arsitektur infrastruktur yang paling optimal sesuai dengan kebutuhan Mamikos.

“Kami sangat mengapresiasi tim AWS, khususnya tim Solutions Architect yang responsif dan secara rutin berkorespondensi untuk membantu engineering kami. Tanpa dukungan AWS, baik edukasi, dukungan teknis, serta credits, sulit membayangkan berapa banyak tenaga, waktu, dan biaya yang akan terbuang untuk menyelesaikan beberapa beban pekerjaan kritikal kami seperti migrasi database dan implementasi CDN,” ucap Anggit.

Sejak berdiri pada 2016, Mamikos telah membantu mempertemukan sekitar 6 juta pencari kos setiap bulannya dengan 150 ribu pemilik kos yang tersebar di 300 kota di seluruh Indonesia.

Baca juga: Industri layanan makanan makin terdesak beralih ke "cloud kitchen"

Country Leader Indonesia, AWS, Gunawan Susanto, mengatakan AWS sudah mendukung perusahaan rintisan lintas industri selama lebih dari 15 tahun.

“Di Indonesia khususnya, AWS sangat bangga karena dengan mendukung startup lokal, kami secara tidak langsung juga turut menyumbangkan solusi-solusi kami bagi negeri, terutama para pelaku UMKM yang harus mampu berinovasi dengan teknologi. Bersama, kita akan mengawal visi Indonesia Emas 2045," kata dia.

Gunawan menuturkan semua pelaku bisnis pada dasarnya bisa berinovasi menggunakan komputasi awan, mulai dari beban kerja yang sederhana seperti komputasi dan penyimpanan hingga pemanfaatan teknologi yang lebih kompleks seperti database, kecerdasan artifisial, dan machine learning. Beberapa perusahaan rintisan lain yang ia contohkan adalah perusahaan P2P lending Kredivo yang menggunakan machine learning untuk pengenalan wajah, otentikasi, dan deteksi tindak penipuan, juga perusahaan penyedia kesehatan jarak jauh Halodoc yang menggunakan prosesor Graviton2 untuk mengurangi biaya serta machine learning untuk penyensoran gambar-gambar yang berpotensi tidak senonoh.

Baca juga: Tren komputasi awan merambah UMKM

Baca juga: Amazon akan hapus lebih banyak konten yang langgar aturan "cloud"

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021