Bengkulu (ANTARA) - Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Bengkulu menyebut terjadi kenaikan nilai transaksi para investor lokal di pasar modal hingga 20 persen dari nilai transaksi yang tercatat pada tahun lalu yakni sebesar Rp2,07 triliun.
Kepala BEI Bengkulu Bayu Saputra, di Bengkulu, Selasa mengatakan, hingga Agustus 2021, nilai transaksi investor Bengkulu di pasar modal tercatat rata-rata mencapai Rp20 miliar per bulan.
"Ada peningkatan sekitar 20 persen transaksi dari tahun lalu. Kalau kita hitung rata-rata transaksinya itu sekitar Rp20 miliar per satu bulan," kata Bayu.
Peningkatan nilai transaksi tersebut beriringan dengan penambahan jumlah investor Bengkulu di pasar modal yang saat ini jumlahnya mencapai 27 ribu SID atau single investor identification dan 13 ribu diantaranya merupakan investor saham.
Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2020 yang tercatat sebanyak 16,526 dan tahun 2019 sebanyak 9,824 SID.
Baca juga: Jumlah investor saham baru bertambah 1 juta SID sepanjang 2021
Tidak hanya di Bengkulu, kata Bayu, secara nasional kantor BEI mencatat terjadi peningkatan jumlah investor saham terbesar dalam sejarah yakni mencapai satu juta SID dalam delapan bulan terakhir.
Menurutnya, peningkatan jumlah investor tersebut salah satunya efek dari pandemi COVID-19, di mana banyak masyarakat yang mencari alternatif investasi dan akhirnya melirik saham sebagai pilihan.
Apalagi, kata Bayu, saat ini informasi mengenai saham dan pasar modal bisa dengan mudah didapat salah satunya melalui media sosial, sehingga bisa cepat dipelajari.
"Saham LQ45 ini masih menjadi primadona bagi investor saham di Bengkulu, walaupun saham ini kurang tinggi keuntungannya karena pandemi, tetapi masyarakat kan lebih mengejar keamanan," ucapnya.
Baca juga: OJK catat investasi pasar modal di NTT tembus 32.797 investor
Bayu menambahkan, dari total keseluruhan investor pasar modal di Bengkulu, hampir 70 persen lebih merupakan anak-anak muda atau generasi milenial.
Data tahun 2020 menyebutkan, sekitar 42,3 persen investor saham di Bengkulu merupakan kalangan pelajar dan mahasiswa, sebanyak 26,8 persen pegawai swasta.
Kemudian sebanyak 55 persen merupakan investor berusia 25 tahun ke bawah. Sedangkan usia 26 hingga 30 tahun sekitar hanya sekitar 17 persen.
Sementara usia 31 hingga 40 tahun ada sekitar 17 persen dan usia 41 hingga 100 sekitar 11 persen.
"Kami memperkirakan hingga akhir tahun 2021 ini jumlah investor Bengkulu di pasar modal, baik yang membeli saham maupun yang lainnya akan terus meningkat," katanya
Baca juga: BEI optimalisasi layanan digital picu peningkatan investor
Pewarta: Carminanda
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021