"Bantuan kelambu berinsektisida sebanyak 11.711 lembar dari GF Malaria untuk didistribusikan ke seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Kabupaten Kapuas dengan sasaran ibu hamil kunjungan pertama (K1) dan bayi yang imunisasinya lengkap," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, dr Ani Handaningroem di Kuala Kapuas, Senin.
Ani Handaningroem mengatakan hal itu pada acara sosialisasi dan advokasi eliminasi malaria tingkat Kabupaten Kapuas tahun 2010 yang berlangsung di Aula Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat.
Ia mengatakan setelah adanya bantuan GF Malaria tahun 2010, terjadi peningkatan penemuan kasus di beberapa daerah, seperti di Kecamatan Mantangai yang tadinya termasuk endemisitas sedang, pada tahun 2010 meningkat kasus malarianya menjadi daerah endemisitas malaria tinggi.
"Berbagai upaya pengendalian malaria sudah dilaksanakan dan secara umum telah berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian malaria di beberapa wilayah," katanya.
Namun dengan adanya perubahan lingkungan, iklim, sosial budaya masyarakat dan resistensi obat malaria serta terbatasnya jangkauan pelayanan kesehatan di beberapa wilayah khususnya di desa-desa terpencil mengakibatkan angka kesakitan dan kematian cenderung meningkat.
"Untuk itulah peran Pemerintah Daerah menjadi sangat penting terutama dalam mengatasi perubahan lingkungan, memperluas jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa terpencil yang endemis malaria dan menggerakkan peran serta masyarakat dalam pencegahan malaria," katanya.
Adapun pertemuan sosialisasi dan advokasi yang dilaksanakan itu bertujuan terwujudnya wawasan, komitmen dan dukungan nyata terhadap kebijakan nasional eliminasi malaria yang secara operasional menjadi bagian dari kebijakan pemerintah daerah.
Sementara itu, Bupati Kapuas HM mawardi dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas Drs H Nurul Edy Msi mengatakan perkembangan kasus dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif.
Hal tersebut disebabkan antara lain karena adanya perubahan lingkungan yang berakibat pada menurunnya kualitas lingkungan, meningkatnya pembangunan yang kurang memperhatikan lingkungan atau pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan.
Kemudian akses pelayanan kesehatan belum menjangkau ke seluruh desa-desa yang bermasalah Malaria yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor geografi, sumberdaya manusia, maupun dana.
"Upaya pengendalian malaria di Kabupaten Kapuas telah diintensifkan dengan bantuan dana dari Global Fund mulai tahun 2010," katanya. (GR/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010