Timika (ANTARA News) - PT Freeport Indonesia (PTFI) selama Juli sampai September 2010 telah melakukan kewajiban pembayaran kepada Pemerintah Indonesia sebesar 418 juta dolar AS, atau sekitar Rp 3,8 Triliun dengan kurs saat ini.
"Pajak yang dibayarkan PTFI itu terdiri atas Pajak Penghasilan Badan sebesar 343 juta dolar AS, Pajak Penghasilan Karyawan, Pajak Daerah serta pajak-pajak lainnya sebesar 41 juta dolar AS, dan royalti sebesar 34 juta dolar AS," kata Juru bicara PTFI, Ramdani Sirait melalui siaran pers yang diterima ANTARA, di Timika, Senin (13/12) malam.
Dengan demikian, lanjut Ramdani, total pembayaran yang telah dilakukan Freeport selama tahun 2010 sampai dengan September telah mencapai 1,3 milyar dolar AS atau sekitar Rp 11,8 Triliun dengan kurs saat ini, yang terdiri dari Pajak Penghasilan Badan sebesar 925 juta dolar AS; Pajak Penghasilan Karyawan, Pajak Daerah serta pajak-pajak lainnya sebesar 178 juta dolar AS, royalti 139 juta dolar AS, dan dividen bagian Pemerintah 75 juta dolar AS.
Dia mengatakan, nilai pembayaran triwulanan berfluktuasi sesuai dengan harga komoditas, tingkat penjualan dan produksi.
Total kewajiban keuangan sesuai dengan ketentuan yang mengacu pada Kontrak Karya tahun 1991 yang telah dibayarkan Freeport Indonesia kepada Pemerintah Indonesia sejak tahun 1992 sampai September 2010 adalah sebesar 10,8 miliar dolar AS.
Jumlah tersebut terdiri dari pembayaran Pajak Penghasilan Badan sebesar 6,6 miliar dolar AS, Pajak Penghasilan Karyawan, Pajak Daerah, serta pajak- pajak lainnya sebesar 2,0 miliar dolar AS, royalti 1,1 miliar dolar AS dan dividen sebesar 1 miliar dolar AS.
Ramdani Sirait menjelaskan, PTFI juga memberikan kontribusi tidak langsung bagi Indonesia termasuk investasi infrastruktur di Papua seperti kota, instalasi pembangkit listrik, bandara udara dan pelabuhan, jalan, jembatan, sarana pembuangan limbah, dan sistem komunikasi modern.
Infrastruktur sosial yang disediakan oleh perusahaan termasuk sekolah, asrama, rumah sakit dan klinik, tempat ibadah, sarana rekreasi dan pengembangan usaha kecil dan menengah. PTFI telah melakukan investasi senilai kurang lebih 6,7 miliar dolar AS pada berbagai proyek.
Jumlah keseluruhan nilai pembelian barang dan jasa dalam negeri secara lokal mencapai 271 juta dolar AS pada 2008 yang meningkat 43,8 persen dibandingkan 2007. Barang dalam negeri tersebut merupakan 21,3 persen dari semua barang pembelian PTFI.
Sekitar 80 persen dari seluruh pembelian jasa oleh PTFI terdiri dari produk dalam negeri, dengan nilai total mencapai 469 juta dolar AS.
Dari semua pembelian jasa dalam negeri, tujuh persen berasal dari perusahaan yang berada di Papua; dan dari seluruh jasa yang dibeli di Papua, 28 persen dibeli dari usaha yang dimiliki warga Papua, dengan total nilai lebih dari sembilan juta dolar AS.
Berdasarkan studi yang dilakukan Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 2009, kontribusi PTFI terhadap Produk Domestik Bruto Daerah (PDRB) Kabupaten Mimika mencapai 96 persen, sedangkan untuk PDRB Propisi Papua mencapai 40 persen. Kontribusi PTFI terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 1,3 persen.
Sampai dengan September 2010, PTFI memiliki tenaga kerja langsung sebesar lebih dari 11.000 karyawan dengan komposisi 31,54 persen tenaga kerja asal Papua.
Jumlah tenaga kerja tidak langsung melalui kontraktor PTFI sejumlah lebih dari 10.000 karyawan. Menurut Ramdani, sejak tahun 1996, PTFI berkomitmen untuk meningkatkan jumlah karyawan asal Papua dua kali lipat dalam kurun waktu lima tahun dan digandakan lagi di tahun 2006. PTFI juga berkomitmen untuk sekurangnya dua kali lipat karyawan staf asal Papua.
"Dua komitmen ini telah melebihi target di tahun 2006 dan PTFI terus melanjutkan komitmennya untuk memberikan kesempatan kerja bagi lebih banyak karyawan asal Papua," katanya.
Untuk meningkatkan tenaga terampil asal Papua, lanjut Ramdani, pada tahun 2003 PTFI mendirikan sejenis Balai Latihan Kerja dengan nama Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) yang sampai saat ini sudah meluluskan lebih dari 1.400 siswa magang untuk bekerja di PTFI dan perusahaan kontraktor, dengan 90 persen peserta magang di IPN adalah peserta asal Papua. (E015/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010