Jakarta (ANTARA) - Peraturan pembatasan waktu bermain game online menjadi hanya tiga jam seminggu untuk anak-anak di bawah usia 18 tahun dinilai akan mempengaruhi industri esports di China.
Sebelumnya, peraturan telah berlaku sejak akhir 2019 dengan waktu pembatasan 1,5 jam pada hari biasa dan tiga jam pada akhir pekan untuk gamer di bawah umur.
“Peraturan baru hampir memperkecil peluang kaum muda untuk menjadi pemain esports profesional,” kata profesor di Sekolah Teknik Elektronik dan Ilmu Komputer Universitas Peking, Chen Jiang, dikutip dari Reuters pada Selasa.
Pihak berwenang China belum membahas dampak signifikan aturan baru pada industri esports, tetapi Chen mengatakan pemerintah memiliki kelonggaran dan memberikan pengecualian kepada beberapa pemain esports muda.
“Negara masih bisa memperkenalkan kebijakan yang sesuai,” katanya.
Baca juga: Studi Kaspersky: Anak-anak lebih pemarah akibat main game
China adalah pasar esports terbesar di dunia dengan perkiraan lebih dari 5.000 tim, namun aturan baru pemerintah yang bertujuan untuk mencegah kecanduan game dinilai akan membuat karier pemain muda esports terhambat.
Seorang eksekutif di klub besar esports China mengatakan aturan baru akan membuat talenta berbakat kehilangan kesempatan untuk ditemukan.
“Pemain top sejati biasanya berbakat dan tidak harus bermain berjam-jam sebelum bergabung dengan klub. Yang lain pada akhirnya bisa sangat bagus tetapi mereka membutuhkan banyak latihan untuk sampai ke sana,” kata eksekutif tersebut kepada Reuters yang menolak untuk disebutkan namanya.
Rogue Warriors, klub esports dengan 90 pemain, menolak memberi komentar lebih jauh mengenai dampak yang diperkirakan dari aturan baru tersebut.
Pemain esports yang unggul biasanya ditemukan pada usia remaja dan pensiun pada usia pertengahan 20-an. Para ahli membandingkan intensitas pelatihan atlet esports dengan pesenam dan penyelam Olimpiade.
Sebagai contoh, salah satu pemain "League of Legends" yang paling terkenal di dunia, Wu Hanwei, mulai bermain pada usia 14 tahun dan bergabung dengan klub pada usia 16 tahun.
Berdasarkan People's Daily, penggemar esports China diperkirakan berjumlah lebih dari 400 juta. Sementara menurut konsultan China iResearch, pasar esports domestik bernilai sekitar 147 miliar yuan atau sekitar Rp323 triliun pada tahun lalu.
Aturan pembatasan baru ini bukanlah undang-undang yang dapat menghukum individu tetapi menempatkan tanggung jawab pada perusahaan game untuk mewajibkan gamer menggunakan kartu identitas saat mendaftar game online.
Para ahli mencatat bahwa remaja China masih dapat menghindari aturan jika mereka mendapat dukungan dari orang tua dan menggunakan akses masuk milik orang dewasa.
Baca juga: Chrome Beta 94 akan terapkan standar baru untuk mudahkan main "game"
Baca juga: Baim Wong bagikan tips main game MPL
Baca juga: Review ponsel - vivo V21 5G, jagoan selfie yang andal untuk main game
Penerjemah: Rizka Khaerunnisa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021