Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden (KSP) mengapresiasi peran aktif masyarakat kelompok agama yang turut terlibat dalam penanganan pandemi COVID-19 di Yogyakarta.
Peran aktif ini terpantau langsung oleh Tim Monitoring dan Evaluasi KSP yang bertemu dan berdiskusi secara langsung dengan seluruh tokoh lintas agama di Yogyakarta, Minggu (5/9).
“Kedatangan KSP dalam rangka mengecek kondisi di lapangan dan mendengarkan masukan masyarakat secara langsung,” kata Tenaga Ahli Utama KSP Joanes Joko, dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Dia menyampaikan vaksinasi di Yogyakarta telah menunjukkan angka capaian yang cukup baik. Menurut data Dinas Kesehatan setempat, persentase vaksinasi per tanggal 6 September 2021 mencapai 62 persen.
Baca juga: KSP soroti masalah pelaksanaan vaksinasi di pulau-pulau kecil Maluku
Hal ini menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan sebagai provinsi terbaik keempat nasional dalam kecepatan vaksinasi.
Kelompok agama di Yogyakarta memainkan peranan penting dalam mencapai prestasi tersebut. Salah satunya adalah dengan terlibat dalam pengadaan layanan vaksinasi massal untuk umat dan mengampanyekan pentingnya disiplin protokol kesehatan.
Namun hal ini bukan berarti Yogyakarta tidak mengalami hambatan apa pun dalam penanganan COVID-19.
Kepala Bidang Kesmas Dinkes DIY Endang Sri Rahayu menyampaikan persentase masyarakat yang tidak merasa dirinya rentan atau rawan terpapar COVID-19 berada pada level 34 persen, di mana mayoritas merupakan kelompok milenial.
Baca juga: KSP dorong vaksinasi COVID-19 di Mojokerto harus di atas 70 persen
“Ini merupakan karakter khusus penanganan COVID-19 di Yogyakarta. Maka kita perlu memperhatikan keterlibatan kelompok milenial,” ujar Endang.
Selain itu kendala percepatan vaksinasi lainnya adalah proses distribusi vaksin yang tersendat. Hal ini menyebabkan stok vaksin menumpuk dan tidak segera diberikan kepada masyarakat.
Joanes mengatakan pemerintah melalui KSP dan kementerian/lembaga terkait akan terus mendorong penguatan penanganan COVID-19 di Yogyakarta. Namun, Joanes menambahkan bahwa ikhtiar untuk memperkuat sistem di hilir perlu mendapatkan dukungan di sektor hulu.
“Di hulu rumusnya hanya ada dua, yakni disiplin memakai masker dan siap di vaksin. Penanganan COVID-19 harus bersifat "mitigative" sehingga potensi lonjakan seperti bulan Juni-Juli 2021 bisa kita hindari,” jelasnya.
Baca juga: KSP pantau program vaksinasi di Kabupaten Bangkalan Jawa Timur
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021