Jakarta (ANTARA) - Toshiba Corp. memprediksi pihaknya tidak akan dapat memenuhi permintaan chip pengatur daya atau semikonduktor hingga akhir 2022. Pernyataan ini seakan menjadi peringatan baru bagi pembuat mobil, elektronik, dan mesin industri yang berjuang dengan kelangkaan chip.
"Pasokan chip akan tetap sangat tipis hingga setidaknya September tahun depan," kata direktur yang bertanggung jawab atas semikonduktor di salah satu unit perusahaan Toshiba, Takeshi Kamebuchi, dikutip dari Bloomberg, Selasa.
"Dalam beberapa kasus, kami mungkin menemukan beberapa pelanggan tidak terlayani sepenuhnya hingga 2023," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Toshiba luncurkan modul MOSFET silicon carbide yang tingkatkan efisiensi
Kekurangan bahan dan permintaan yang melebihi kapasitas output harus disalahkan atas ketidakmampuan Toshiba untuk memenuhi pesanan untuk komponen yang tidak memerlukan teknologi produksi canggih dan biasanya dianggap sebagai komoditas, menurut Kamebuchi.
Ia menambahkan, Toshiba berencana menginvestasikan 60 miliar yen (545 juta dolar AS) dalam tiga tahun hingga Maret 2024 untuk meningkatkan output semikonduktor daya.
Pembuat mobil termasuk Toyota Motor Corp dan Volkswagen AG harus menghentikan atau mengurangi produksi karena kekurangan chip yang meluas. Kamebuchi mengatakan beberapa pembuat chip memprioritaskan perusahaan mobil dalam produksi mereka dan Toshiba juga melakukan segala upaya untuk meminimalkan dampak pada jalur perakitan mobil.
"Kami biasanya menerima pesanan berminggu-minggu dan berbulan-bulan sebelumnya, tetapi saat ini kami menghadapi peningkatan permintaan selama setengah tahun ke depan dan seterusnya," katanya. "Kontrak jangka panjang yang menumpuk seperti ini adalah hal baru bagi kami," imbuhnya.
Perusahaan konsol video game adalah korban menonjol lainnya dari kekurangan chip. Sony Group Corp mengatakan masih yakin dapat menjual lebih dari 14,8 juta unit PlayStation 5 tahun fiskal ini untuk menyamai kecepatan pendahulunya, tetapi produksi konsol baru pada kuartal April-Juni tertinggal di belakang PlayStation 4 untuk periode yang sama.
Di sisi lain, produksi Switch Nintendo Co. belum cukup untuk melayani permintaan pelanggan, menurut Presiden Shuntaro Furukawa. Perusahaannya berniat menjual 25,5 juta unit Switch pada tahun fiskal berjalan.
Produksi konsol game rentan dengan kekurangan komponen. Toshiba mengadakan diskusi harian tentang cara terbaik untuk mengalokasikan output terbatasnya, kata Kamebuchi. Perusahaan juga meminta maaf kepada beberapa pelanggan karena tidak dapat mengirim tepat waktu.
"Kami mempertimbangkan pelanggan mana yang menghadapi situasi paling parah, seperti risiko seluruh lini produksi terhenti atau bisnis dilenyapkan tanpa pasokan chip," katanya.
"Pembuat konsol game termasuk di antara pelanggan yang mengajukan tuntutan terkuat dan saya dengan tulus meminta maaf atas frustrasi mereka karena tidak ada dari mereka yang memiliki kepuasan 100 persen," imbuh Kamebuchi.
Baca juga: Toshiba rilis photocoupler keluaran fotovoltaik untuk relai solid state
Baca juga: Photorelay Toshiba perluas aplikasi dengan peringkat tertinggi dalam industri
Baca juga: Toshiba rilis mikrokontroler Arm® Cortex®-M4 untuk kontrol motor
Penerjemah: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021