Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Choirul Anam menyatakan tidak akan mencalonkan diri untuk memimpin partai itu lagi dalam muktamar perdana yang digelar 12-14 Desember 2010.

"Saya tidak akan mencalonkan lagi. Silakan saja kalau ada yang berminat menjadi ketua umum," kata Anam di kantor PKNU Jawa Timur di Surabaya, Minggu.

Muktamar I PKNU dijadwalkan dibuka Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Pondok Pesantren Syaichona Cholil, Bangkalan, Madura, Minggu siang.

Sedangkan persidangan muktamar akan digelar di atas Kapal Motor Penumpang (KMP) Lambelu milik PT Pelni 13-14 Desember, dalam pelayaran dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

Namun demikian, ketika ditanya tentang keinginan sejumlah pengurus wilayah dan cabang PKNU mengajukan kembali dirinya sebagai calon ketua umum, Anam menyatakan menyerahkannya pada peserta muktamar.

"Terserah muktamirin. Mereka yang memiliki hak suara," kata Anam yang memimpin PKNU sejak partai itu didirikan pada 2008.

"Sepi"

Berbeda dengan muktamar atau kongres partai lain, maka muktamar PKNU terkesan" sepi" dari bursa kandidat ketua umum.

Disebut-sebut ada kelompok dalam PKNU yang ingin mengajukan Lukman Edy, Sekjen PKB yang aktif menyuarakan islah PKB Ancol, PKB Parung, dan PKNU, sebagai calon ketua umum PKNU.

Lukman sendiri oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dinyatakan telah dikenakan surat peringatan hingga tiga kali oleh DPP PKB karena dinilai tidak aktif lebih dari setahun. Bahkan, posisi Lukman sebagai Sekjen PKB akan digantikan orang yang lain.

Terkait munculnya nama Lukman Edy sebagai calon ketua umum PKNU, Anam mengatakan hal itu masih sebatas isu.

"Itu masih isu. Jawabnya nanti setelah muktamar saja," kata mantan ketua PKB Jawa Timur tersebut.

Terkait agenda muktamar, Anam menyatakan akan lebih ditekankan pada langkah yang hendak diambil partai itu ke depan, terutama terkait persiapan menghadapi Pemilu 2014, khususnya menyangkut ambang batas penempatan wakil rakyat di parlemen (parliamentary threshold).

"Itu tantangan PKNU ke depan," kata Anam.

(S024/A011/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010