London (ANTARA) - Dolar menghapus semua kerugian berkelanjutan setelah laporan pekerjaan AS yang buruk pekan lalu, dan memperpanjang kenaikan luas pada Senin waktu setempat, karena kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global mendorong daya tarik safe-haven dalam perdagangan yang tenang selama liburan Hari Buruh AS.
Sementara laporan pekerjaan yang lemah mengurangi ekspektasi bahwa Federal Reserve AS mungkin mencapai catatan hawkish pada pertemuan akhir bulan ini, para analis mengatakan data tersebut adalah pengingat lain dari pertumbuhan global yang kehilangan tenaga setelah melambung awal tahun ini, sebuah hambatan signifikan bagi mata uang siklikal seperti seperti euro dan dolar Australia.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang rivalnya, naik tipis 0,2 persen menjadi 92,25. Indeks telah turun ke 91,941 untuk pertama kalinya sejak 4 Agustus pada Jumat (3/9), ketika laporan tenaga kerja AS yang diawasi ketat menunjukkan ekonomi terbesar dunia itu menciptakan lapangan kerja paling sedikit dalam tujuh bulan pada Agustus.
Meskipun mata uang terjebak pada rentang perdagangan yang sudah usang baru-baru ini, sentimen yang mendasarinya berubah mendukung dolar di perdagangan London, karena kekhawatiran meningkat bahwa ekonomi global akan mengalami kesulitan. Pasar AS tutup untuk liburan Hari Buruh.
Indeks-indeks ekonomi mengejutkan dari Amerika Serikat hingga China telah merosot tajam dalam beberapa pekan terakhir, sementara survei manufaktur terbaru dari Inggris hingga Jepang menunjukkan peningkatan kasus delta virus corona melemahkan sentimen.
“Kunci dari narasi dalam beberapa minggu ke depan adalah seberapa tajam data pertumbuhan dapat kembali secara global, jika ada, bagaimana kasus varian Delta berkembang saat siswa kembali ke sekolah, dan dari perspektif momentum apakah kita terus melihat uang riil mulai membuat uang kembali bekerja,” kata seorang pedagang di bank AS.
Laporan pekerjaan yang lemah tidak memicu gelombang baru penjualan dolar pada Senin (6/9) karena greenback menghabiskan sesi Asia dan Eropa dengan didorong lebih tinggi terhadap para pesaingnya, mendorong beberapa mata uang utama termasuk euro dan dolar Australia kembali ke level sebelum laporan pekerjaan sebelum Jumat (3/9).
Imbal hasil obigasi pemerintah AS 10-tahun yang menguat ke level tertinggi lebih dalam dari satu minggu juga mendorong dolar. Pasar AS yang ditutup untuk liburan Hari Buruh, berkontribusi pada volume yang lebih rendah.
Sementara para analis tetap bearish pada prospek greenback dengan ahli strategi Citibank memperkirakannya akan melemah dalam beberapa bulan mendatang karena Fed menunda rencana tapering hingga November, para hedge fund diam-diam meningkatkan taruhan bullish.
Data terbaru menunjukkan mereka telah meningkatkan taruhan pada greenback versus euro selama dua minggu berturut-turut, meningkatkan taruhan bersih ke level tertinggi sejak Maret 2020.
Kenneth Broux, ahli strategi valas di Societe Generale, menganggap kenaikan dolar karena aksi ambil untung pada euro dan mata uang lainnya sebelum pertemuan kebijakan bank sentral minggu ini.
Sebagian besar kenaikan dolar difokuskan pada dolar Australia, yang melemah 0,2 persen menjadi 0,7436 dolar AS menjelang keputusan bank sentral pada Selasa di mana analis tetap terbagi tentang apakah Reserve Bank of Australia akan menunda rencana stimulusnya.
Euro juga gagal memperpanjang kenaikannya pada Senin (6/9) setelah naik di atas level 1,19 dolar AS untuk pertama kalinya sejak akhir Juli. Euro diperdagangkan 0,1 persen lebih lemah pada 1,1866 dolar AS sebelum keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa pada Kamis (9/9).
Para ekonom menganggap masih terlalu dini bagi ECB untuk menghentikan stimulus darurat, tetapi bisa setuju untuk memperlambat laju pembelian obligasi setelah inflasi kawasan euro melonjak ke level tertinggi 10 tahun di 3,0 persen minggu lalu.
Di pasar uang kripto, Bitcoin hampir datar di 51.862 dolar AS, setelah sebelumnya menyentuh 51.601 dolar AS, level yang tidak terlihat sejak 12 Mei. Ether saingan Bitcoin yang lebih kecil diperdagangkan sedikit berubah pada 3.932,77 dolar AS setelah mencapai 4.000 dolar AS minggu lalu untuk pertama kalinya sejak pertengahan Mei.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021