Bantul (ANTARA) - Program infrastruktur pada karya berupa perluasan kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diharapkan dapat menggerakkan ekonomi lokal masyarakat sekitar lokasi pekerjaan pembangunan.

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul Istirul Widilastuti di Bantul, Senin, mengatakan, tujuan utama infrastruktur padat karya adalah memberi lapangan pekerjaan bagi masyarakat atau karena terdampak pandemi.

"Padat karya itu disamping memberikan subdisi atau bantuan kepada para penganggur terdampak selama pandemi, diharapkan juga mampu menggerakkan ekonomi lokal di sekitar lokasi kegiatan," katanya.

Pasalnya, setelah para pekerja atau masyarakat yang dilibatkan dalam pekerjaan padat karya infrastruktur perdesaan menerima upah, maka dapat memberikan dampak positif bagi pelaku perekonomian warga atau usaha kecil setempat.

"Diharapkan setelah masyarakat menerima upah warung-warung di sekitar lokasi kegiatan juga akan laku, sehingga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat sampai level bawah," katanya.

Pandemi COVID-19 sangat berdampak pada sektor ketenagakerjaan, dan menurut data dari Sakernas (Survei Angkatan Kerja Nasional) yang diterima dinas pada awal 2021, jumlah pengangguran di Bantul mengalami kenaikan dari 17 ribuan menjadi 24 ribuan orang.

Karena itu, dengan berbagai macam program pemerintah termasuk diantaranya padat karya infrastruktur tahun 2021 tersebut, diharapkan jumlah pengangguran bisa ditekan, bahkan bisa dikurangi.

"Pemkab Bantul memikirkan bagaimana memberikan solusi bagi masyarakat yang terdampak di masa pandemi COVID-19 ini, salah satunya dengan kegiatan padat karya," katanya.

Pada tahun 2021, padat karya infrastruktur program perluasan kerja Disnakertrans Bantul yang bersumber dari APBD Bantul menyasar 103 lokasi yang tersebar di 17 kecamatan, dengan serapan tenaga kerja sebanyak 26 orang setiap lokasi kegiatan.

Kegiatan padat karya dari APBD Bantul meliputi pekerjaan cor blok jalan 69 lokasi, talud 11 lokasi, talud jalan delapan lokasi, drainase tujuh lokasi, cor blok dan talud lima lokasi, drainase dan penutup dua lokasi, serta pembangunan gedung pertemuan satu lokasi.

Pekerjaan padat karya infrastruktur dengan tiap lokasi dianggarkan dana sebesar Rp100 juta tersebut sudah dimulai sejak awal September, dan semua proyek ditargetkan dapat selesai selama 21 hari kerja.
Baca juga: Program Padat Karya bangun jalan dianggarkan Rp4,5 triliun tahun depan
Baca juga: PUPR targetkan padat karya perumahan serap 205 ribu orang pada 2022

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021