Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono menyampaikan bahwa menurunnya kasus COVID-19 di Indonesia menjadi kesempatan untuk memperkuat ketahanan medis di dalam negeri.
"Menurunnya kasus yang ada di tempat kita bukan membuat kita menjadi terlena, akan tetapi inilah saatnya kita melakukan penguatan terhadap ketahanan medis," ujar Dante dalam konferensi pers yang dipantau via daring di Jakarta, Senin.
Ia menilai penguatan ketahanan medis penting karena di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Israel mulai terjadi kenaikan kasus meski angka vaksinasinya sudah cukup tinggi.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Semua pihak bijak sikapi penurunan kasus COVID-19
Dante mengemukakan pada saat terjadi penurunan kasus seperti saat ini, rumah sakit harus berbenah untuk memperbaiki kualitasnya, mengefisiensikan kembali protokol penanganan secara optimal, serta mengevaluasi pengobatan COVID-19 secara baik.
"Sehingga, ke depannya kalau kita menangani kasus-kasus yang berat kita akan mendapatkan protokol yang lebih baik," katanya.
Saat ini, lanjut dia, ketersediaan obat secara nasional sudah mencukupi, pemerintah daerah juga sudah melakukan pembelian obat melalui APBD.
"Kami mengevaluasi ketersediaan obat secara nasional sudah mencukupi. Ketersediaan obat ini juga dapat dipantau secara daring ," ucapnya.
Selain obat, katanya, proteksi utama yang penting dalam ketahanan medis adalah soal oksigen.
Ia menyampaikan pada saat mengalami eskalasi, Indonesia mengalami kekurangan oksigen. Kebutuhan oksigen rata-rata ketika belum terjadi pandemi sekitar 400 ton per hari, ketika terjadi eskalasi di masa puncaknya hampir 2.725 ton sehari.
"Padahal kapasitas produksi oksigen di skala nasional itu hanya 1.700 ton sehari, artinya kita memerlukan oksigen yang sangat kurang," kata Dante.
Baca juga: Satgas: Penurunan kasus masih dua kali lipat dari gelombang pertama
Baca juga: Satgas: Kasus aktif di Indonesia sudah di bawah rata-rata dunia
Karena itu, Dante menyampaikan pemerintah melakukan berbagai macam modifikasi, antara lain melakukan oksigen konsentrator di beberapa rumah sakit. "Kita juga ingin melakukan terpasangnya oksigen generator," ujarnya.
Ia mengemukakan oksigen generotor ini adalah alat yang bisa memproduksi oksigen di semua provinsi di Indonesia. Saat ini sudah terpasang 133 oksigen generator.
"Kita harapkan 50 lagi terpasang di akhir 2021 agar semua provinsi di Indonesia akan mempunyai oksigen generator, sehingga apabila terjadi peningkatan kasus membutuhkan oksigen yang lebih banyak, tidak tergantung pada suplai oksigen dari pusat," ujar Dante.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021