Jakarta (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan jumlah perusahaan yang bermaksud melakukan penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue yang saat ini sudah masuk dalam daftar (pipeline) mencapai 44 perusahaan dengan total dana right issue yang direncanakan sebesar Rp116,57 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dengan melihat pipeline right issue di bursa, masih terdapat antrian sejumlah perusahaan yang akan melakukan right issue sampai dengan akhir 2021.

Dengan dilaksanakannya right issue oleh perusahaan-perusahaan tersebut, tidak menutup kemungkinan hadirnya investor baru sebagai pemegang saham perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik dan rencana penggunaan dana right issue yang berpotensi meningkatkan kinerja perusahaan, dapat menarik investor baru untuk masuk sebagai pemegang saham perusahaan," ujar Nyoman di Jakarta, Senin.

Nyoman menuturkan, sampai saat ini, sudah ada 18 perusahaan tercatat yang telah melakukan rights issue dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp51,89 triliun dimana right issue terbesar antara lain PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sebesar Rp15,4 triliun dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar Rp10,82 triliun.

Dia menambahkan, berdasarkan pipeline right issue pada 2021, terdapat 13 bank yang akan melakukan right issue guna memperkuat struktur permodalannya. Dari jumlah perolehan dana yang akan dihimpun melalui right issue, masih didominasi oleh perusahaan tercatat pada sektor keuangan termasuk perbankan.

Salah satu bank yang akan melakukan penambahan modal melalui right issue adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Berdasarkan keterbukaan informasi dari BBRI, terdapat rencana penerbitan 28,21 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp3.400 per saham. Total dana yang akan diperoleh BBRI direncanakan sebesar Rp95,9 triliun.

"Pelaksanaan right issue yang dilakukan BBRI merupakan nilai right issue terbesar di tahun 2021 dan juga akan mencetak sejarah baru dalam perolehan dana sejak diaktifkannya pasar modal Indonesia," ujar Nyoman,

Dalam rights issue BRI, pemerintah akan melaksanakan seluruh haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dalam BRI dengan cara penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang (Inbreng) sesuai PP No. 73/2021.

Seluruh saham Seri B milik pemerintah dalam PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM akan dialihkan kepada BRI melalui mekanisme inbreng. Nilai total PMHMETD I yang telah memperhitungkan inbreng serta eksekusi hak Pemegang Saham Publik adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp95,92 triliun.

Dirinci dari total dana tersebut, nilai inbreng sebesar Rp54,77 triliun dan sisanya Rp41,15

Baca juga: BEI optimalisasi layanan digital picu peningkatan investor
Baca juga: Jumlah investor saham baru bertambah 1 juta SID sepanjang 2021
Baca juga: BEI: Kehadiran aplikasi online trading dorong pertumbuhan investor

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021