Mujian salah seorang tetangga Sukirno, Minggu, mengatakan, sebelum tinggal di Jombang, Sukirno tinggal di Sumatera selama beberapa tahun dan dikenal tertutup serta jarang menghadiri kegiatan warga seperti kerja bakti.
"Sukirno sebelumnya tinggal di Sumatera bersama isteri dan anaknya yang baru lahir dan jarang bergaul dengan warga sekitar," katanya.
Dirinya bersama dengan tetangga yang lain tidak mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh Sukirno beserta keluarganya, termasuk pekerjaan Sukirno.
"Saya sendiri tidak tahu apa yang menjadi kegiatan Sukirno sepulang dari Sumatera sejak dua tahun lalu, karena Sukirno sudah tidak pernah lagi berkumpul dengan warga sekitar," katanya.
Menurut dia, isteri Sukirno seringkali terlihat memakai pakaian hitam, memakai cadar, dan berkaos kaki saat keluar rumah.
Sukirno sendiri sebagai terduga teroris yang terlibat pelatihan militer di Aceh dan perampokan Bank CIMB Niaga di Medan ditangkap di Jombang pada Sabtu (11/12) sore.
Sukirno ditangkap di Dusun Besuk, Desa Curahmalang, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang oleh anggota Detasemen Khusus (Densus) 88.
"Saat hujan rintik-rintik mengguyur, Sukirno ditangkap di rumahnya tanpa perlawanan," kata Kepala Dusun Besuk, Rojii.
Menurut dia, saat penangkapan terjadi, ada sebuah mobil kijang hitam yang diiringi tiga sepeda motor ke rumah Sukirno.
"Tidak ada yang berpakaian seperti anggota Densus 88 yang bertopeng, tetapi terlihat ada yang membawa senjata api," katanya.
Saat ditangkap, Sukirno sama sekali tidak melawan, kemudian dikawal dua orang yang diduga anggota Densus 88 untuk selanjutnya dibawa masuk ke dalam mobil.
"Hanya Sukirno yang terlihat dibawa, sedangkan anak dan istrinya, saya tidak tahu sampai sekarang dimana," katanya.
Selaku kepala dusun, Rojii memastikan Sukirno telah ditangkap polisi, karena meski jarang ada di rumah, namun Sukirno merupakan penduduk asli Dusun Besuk.
"Hanya saja jarang pulang ke Jombang, karena selama ini tinggal di Sumatera," katanya.*(8)
(ANT-074/E011/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010