Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Korea Selatan (Korsel), Umar Hadi, mengatakan dibukanya mata kuliah Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Hankuk University for Foreign Studies (HUFS) menandai era baru diplomasi bahasa serta budaya Indonesia ke Korea Selatan.

Menurut Dubes Umar, di abad ke-21, masyarakat dunia hidup di dalam era tiga disrupsi, yaitu disrupsi lingkungan berupa perubahan iklim, teknologi berupa artificial intelligence (AI), dan kesehatan publik berupa pandemi COVID-19.

Di masa mendatang, industri pangan, kesehatan, digital dan industri hijau atau ramah lingkungan diperkirakan akan menjadi bidang-bidang industri utama, kata Umar saat membuka kuliah virtual BIPA semester genap tahun ajaran 2021 untuk pelajar HUFS di Kampus Global, Kota Yongin, Korea Selatan, Senin.

Pada satu dekade ke depan, investasi perusahaan Korsel yang padat teknologi akan semakin banyak. Tenaga kerja muda Korsel yang fasih berbahasa Indonesia maupun tenaga kerja muda Indonesia yang fasih berbahasa Korea akan sangat diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut, kata dia.

Oleh karena itu, dibukanya mata kuliah BIPA di HUFS merupakan salah satu langkah penting untuk memperluas diplomasi bahasa dan budaya Indonesia di luar negeri.

"Penting untuk belajar Bahasa Indonesia, tidak kalah pentingnya untuk cintai budaya Indonesia, dan tentunya bersahabat dengan masyarakat Indonesia. Jadilah manusia multidimensi yang bermanfaat," kata dia.

Baca juga: Dubes Indonesia untuk Korsel terima gelar Warga Kehormatan Kota Seoul

Sementara itu, Ketua Jurusan HUFS Prof Dr Song Seung Won menyampaikan rasa bangganya atas kolaborasi HUFS dengan KBRI Seoul dalam program BIPA.

"HUFS bangga menjadi perguruan tinggi pertama yang berkolaborasi dengan KBRI Seoul untuk program BIPA," kata Prof Won, sembari menyampaikan pengalamannya saat belajar di Universitas Indonesia yang memungkinkannya bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Kelas BIPA dirancang khusus oleh Atase Pendidikan pertama KBRI Seoul, Dr Gogot Suharwoto, yang mulai bertugas sejak Februari 2021.

Menitikberatkan unsur bahasa sebagai wujud diplomasi budaya, BIPA di Korea Selatan juga akan mencakup kelas tentang promosi ekonomi kreatif dari Indonesia, subsektor fesyen berupa kelas batik dan musik berupa kelas gamelan.

Sebelumnya dalam peluncuran program BIPA pada 4 September 2021, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud RI. Prof Dr Aminuddin Aziz menyampaikan bahwa internasionalisasi Bahasa Indonesia merupakan diplomasi budaya yang efektif.

"Internasionalisasi Bahasa Indonesia merupakan diplomasi budaya yang efektif. Once you learn about Indonesian language, we kindly hope you will grow your love to Indonesian culture. Untuk itu, kami menyampaikan apresiasi atas kiprah KBRI Seoul meluncurkan program BIPA di Korsel," kata Aminuddin.

Baca juga: Jual batik Rp1 miliar, Dubes Umar Hadi mendapat rekor MURI
Baca juga: Korsel pelonggar aturan pembatasan, dubes sampaikan pesan untuk WNI

Pewarta: Katriana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021