Jakarta (ANTARA News) - Lebih 100 ribu jemaat Gereja `Tiberias` Indonesia menjadikan suasana Stadion gegap-gempita saat berlangsung Kebaktian Natal menyongsong Hari Kelahiran Tuhan Yesus Kristus, Sabtu malam.
Kegitan itu diwarnai dengan penampilan 5.000 anggota Paduan Suara serta atraksi seni rohani lainnya.
Gembala Gereja Tiberias Indonesia (GTI), Pendeta DR Yesaya Pariaji, STh, dalam khotbahnya antara lain mengisahkan kelahiran dan kehadiran Yesus di dunia, berdasarkan Firman Tuhan dalam Kitab Injil Matius pasal (1) ayat 18 sampai 25.
"Intinya, datangnya Sang Juru Selamat dari Sorga ke dunia untuk memberi damai sejahtera, untuk memberi diri-NYA menebus dosa kita, menyelamatkan kita, sehingga kita bisa masuk sorga bersama-sama dengan Dia," ujarnya.
Pendeta Yesaya Pariaji juga mengatakan, begitu pula gereja-Nya, yakni, hadir untuk mewartakan dan menebarkan khabar baik, membawa damai sejahtera, memerangi dosa-dosa, yakni ketidakadilan, kebodohan, kemiskinan juga berbagai kesakitan serta penderitaan.
"Bukan datang untuk minta-minta. Ingat kata Yesus, bahwa: "Aku datang ke dunia bukan untuk dilayani tapi melayani". Bahkan Dia siap mati menyerahkan nyawa demi keselamatan umat ciptaan-Nya yang amat dikasihi-Nya," katanya.
Menyembah dan Berbagi
Bacaan Firman Tuhan berikutnya, kata Pendeta Yesaya Pariaji, diambil dari Kitab Matius pasal (2) ayat (1) hingga (12) yang berkisah tentang datangnya orang kafir dari Irak dan sekitarnya sebagai kawanan umat pertama menyembah Yesus, Sang Juruselamat Dunia.
"Mereka terdiri dari orang-orang pandai atau para Orang Majus, termasuk bangsawan dan hartawan. Datang tunduk sujud menyembah Yesus dengan hanya dihentar bintang. Intinya di sini, ialah kerendahan hati, merendahkan diri, berserah pada-Nya tanpa melhat latar diri," katanya.
Kisah ini juga, katanya, mengajarkan umat untuk bersemangat membagi kepunyaannya kepada sesama dan menyembah kepada-Nya.
"Jangan andalkan dirimu. Dan harus suka memberi, berbagi, saling mengasihi, jangan serakah," kata Gembala.
Dengan menyelipkan sedikit kisah Daniel yang mengajar para Orang Majus di Irak, Oran dan Afghanistan, Pendeta Yesaya Pariaji menutup khotbah dengan mengutip pengajaran Tuhan pada Kitab Wahyu pasal tiga, ayat (3) hingga (6).
Yakni, ajakan berjaga-jaga menyambut kedatangan Yesus kedua, melalui sikap yang benar, yaitu harus bertobat dan hidup suci, jauhi beragam kemurtadan termasuk korupsi, diskriminatif, dan hedonis.
"Di masa penantian kedatangan Yesus (masa Advent) makin banyak bencana, sampar, kelaparan, malapetaka. Tetapi jika kita suci, setia melakulan Firman-NYA, dan siap dijemput-NYA, kita selamat," ujarnya.
Perjamuan Kudus Massal
Pesta Natal ini ditandai pula dengan Sakramen Perjamuan Kudus yang berlangsung secara massal, yakni dilakukan bersama lebih 100 ribu orang, dipimpin langsung Pendeta Yesaya Pariaji, sehingga pihak pengelola `Guiness Book of Record` tertarik menyaksikan langsung.
"Ini dinilai sebagai salah satu aktivitas Sakramen Perjamuan Kudus yang melibatkan umat terbanyak di dunia," kata seorang Penggereja GTI, Bobby Wowiling.
Biasanya memang sakramen ini hanya diikuti paling tinggi seratusan orang dalam sebuah kebaktian atau misa di dalam gedung gereja.
Urapan dan Kesaksian
Sebelum puncak perayaan berupa pemasangan lilin dipimpin Pendeta Darniati Pariaji, diakhiri atraksi lagu-lagu Natal dan pesta kembang api, ditampillkan pula kesaksian belasan dokter spesialis.
Kesaksian para dokter yang mendapat jamahan tangan Tuhan melalui Sakramen Minyak Urapan (zaitun) dan Perjamuan Kudus itu dipimpin Pendeta Dolf Mailangkay
Dalam momen sakramen inilah dibuktikan Kuasa Tuhan melalui minyak zaitun untuk mengurapi, memberkati, mengusir setan dan kuasa gelap, menyembuhkan, serta memulihkan aneka penderitaan.
"Pastinya, dengan minyak urapan kita bebas dari kutuk-kutuk, termasuk kutuk miskin, resesi, celaka, bencana, dan maut. Kutuk enyah diganti berkat," kata Gembala Sidang.
Sebab, sesuai Firman-Nya program Allah melalui Natal atau kehadiran Yesus di dunia, agar `kita` semua sehat, sejahtera, mulia dan masuk ke Sorga yang telah disiapkan-Nya bagi umat.
"Jadi, Dia datang jemput kita," kata Pendeta Yesaya Pariaji. (M036/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010