Islamabad (ANTARA News/Xinhua) - Pengadilan Anti-Terorisme di Pakistan pada Sabtu memerintahkan untuk menuntut dua perwira polisi yang didakwa atas kelalaian tugas hingga terjadi pembunuhan mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto.

Benazir Bhutto tewas akibat tembakan senjata api pada Desember 2007 di Rawalpindi, kota pusat pertahanan Pakistan.

Pengadilan tersebut juga mengatakan bahwa perwira polisi seperti mantan kepala polisi Rawalpindi telah gagal melakukan persiapan keamanan di kota yang dekat dengan ibu kota Pakistan, Islamabad, dan secara prematur memerintahkan pembersihan tempat kejadian perkara.

Tiga tahun telah berlalu dan masih belum dikonfirmasi pelaku pembunuhan Benazir Bhutto, yang pernah dua kali menjabat sebagai perdana menteri.

Dalam laporan komisi penyelidikan PBB yang disiarkan pada April mengatakan keamanan Bhutto tidak disiapkan dengan layak dan juga insiden tersebut dapat dicegah dari awal.

Laporan PBB juga mengkritisi polisi Pakistan atas keputusannya menyiram bersih tempat kejadian beberapa jam setelah pembunuhan, dan menyebutkan kegagalan dalam mengumpulkan dan mempertahankan bukti "yang menyebabkan kerusakan besar terhadap penyelidikan".

Pada Ahad, pengadilan anti-teror telah mengumumkan surat penahanan untuk dua perwira polisi, yaitu mantan kepala polisi Saood Aziz dan salah seorang deputinya Khurram Shehzad, menurut jaksa penuntut khusus Chaudhry Zulfikar Ali.

Jaksa pembela mengatakan kedua perwira polisi itu hadir dalam persidangan pada Sabtu dan memohon pendaftaran uang jaminan.

Hakim pengadilan menjelaskan keduanya secara resmi didakwa dan harus menghadapi sidang yang mempertanyakan kegagalan mereka dalam mempersiapkan kebutuhan keamanan.

Ia juga meminta laporan terperinci pada sidang berikut, yaitu pada 18 Desember.

Persidangan diadakan di dalam instalasi penjara Rawalpindi karena alasan keamanan.

Lima orang telah menghadapi persidangan atas keterlibatan dalam pembunuhan Bhutto dan semua telah menyangkal seluruh keterlibatan.

Bhutto dibunuh tak lama setelah ia berkampanye untuk pemilihan parlementer, beberapa minggu setelah kembali dari pengasingan.

Hasil penyelidikan pemerintah Pakistan menuduh ketua Taliban Pakistan, yang saat itu dijabat oleh Baitullah Mehsud. (IFB/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010