Gunung Kidul (ANTARA News) - Sekitar 600 pengungsi mandiri bencana Gunung Merapi masih berada di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan tidak bersedia pulang, meskipun status aktivitas gunung itu sudah turun menjadi "siaga".

"Mereka tidak bersedia pindah atau pulang ke Kabupaten Sleman kalau hanya untuk menempati barak pengungsian kembali," kata Koordinator Lapangan Penanganan Pengungsi dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) dan Penanggulangan Bencana (PB) Gunung Kidul Bambang Isbandi, di Wonosari, Sabtu.

Menurut dia, jumlah pengungsi mandiri dari pendataan terakhir pada Jumat (10/12) tercatat masih ada sekitar 600 orang yang berada di 12 kecamatan, dan mereka menempati rumah-rumah warga.

Ia mengatakan para pengungsi itu baru bersedia pindah atau meninggalkan Kabupaten Gunung Kidul apabila sudah ada kepastian mengenai lokasi `shelter` atau hunian sementara yang akan ditempati mereka. "Kalau diminta pindah hanya untuk menempati barak pengungsian yang sudah ada, misalnya di Stadion Maguwoharjo, mereka tidak bersedia," katanya.

Para pengungsi mandiri yang masih bertahan di Gunung Kidul tersebut, sebagian besar sudah tidak memiliki tempat tinggal lagi, setelah rumah mereka hancur karena bencana Merapi.

"Alasan lainnya, mereka sebelumnya sudah sering berpindah-pindah lokasi pengungsian, sehingga enggan kalau hanya akan dialihkan ke barak pengungsian lagi," katanya.

Pengungsi mandiri itu, terbanyak berada di Kecamatan Karangmojo, Nglipar dan Kecamatan Gedangsari. "Di masing-masing kecamatan, jumlah mereka antara 65 jiwa hingga 100 jiwa, dan terbanyak di Kecamatan Nglipar, Gedangsari dan Karangmojo," katanya.

Bahkan, menurut dia, di Kecamatan Nglipar masih ada yang berkelompok sampai sekitar 65 orang, dan mereka dikoordinir salah seorang perangkat desa setempat," katanya.
(ANT/A024)

 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010