Wina (ANTARA News) - Mantan perdana menteri Kroasia Ivo Sanader, yang dicari sehubungan dengan penyelidikan anti-korupsi, ditangkap di satu jalan raya di Austria, Jumat waktu setempat, kata pejabat anti-kejahatan federal di Wina.
Sanader meninggalkan Kroasia pada Kamis, tak lama setelah parlemen mencabut kekebalan atas dirinya dari hukuman. Jaksa penuntut umum mencurigai dia berada di belakang rencana untuk menciptakan dana buat partai konservatifnya, HDZ, selama masa jabatannya 2004-2009.
Banyak pengulas percaya tindakan Sanader dapat membantu upaya Zagre untuk menjadi anggota Uni Eropa sementara Kroasia berusaha meyakinkan Brussels mengenai tekadnya untuk memberantas korupsi.
Pejabat tingkat tertinggi Kroasia itu, yang akan diperiksa sehubungan dengan kasus korupsi, membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya bermotif politik.
Ia dihentikan di dekat desa St Michael di Alpen, sekitar 300 kilometer di sebelah barat Wina.
Sanader dibawa ke dalam tahanan di provinsi Salzburg, Austria barat, kata jurubicara Kantor Pidana Federa (BKA) Alexander Marakovitz. "Ia akan dibawa ke pengadilan provinsi Salzburg lalu pihak berwenang harus memutuskan apa yang akan dilakukan terhadap dia dalam beberapa hari atau pekan ke depan," katanya.
Jurubicara kepolisian Kroasia Krunoslav Borovec mengatakan, "Kami sekarang menduga akan menerima dokumen yang relevan agar dapat memulai prosedur ekstradisi."
Pejabat BKA Regina Wiseltaler-Buchmann mengatakan kepada stasiun televisi Austria pemerintah Kroasia sekarang memiliki waktu 30 hari untuk menyediakan dokumen yang dapat digunakan oleh Kementerian Kehakiman Austria untuk memutuskan apakah akan mengekstradisi Sanader.
"Ia tak melawan," katanya. "Ia berada di dalam mobil bersama saudaranya. Kami menduga ia mengetahui ia adalah sasaran surat penangakapan."
Sanader kemudian dapat menerima diekstradisi atau menghadapi proses itu, yang akan memperpanjang prosesnya, kata wanita jurubicara tersebut. Ekstradisi itu dapat berlangsung selama berbulan-bulan jika Sanader ia adalah korban penghukuman politis, demikian laporan media Kroasia.(*)
Reuters/C003
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010