Yogyakarta (ANTARA News) - Tim sepak bola PSIM Yogyakarta memetik kemenangan kandang kedua setelah menekuk PSCS Cilacap 2-0 pada pertandingan Divisi Utama Liga Indonesia yang digelar di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Jumat malam.

Gol yang diciptakan oleh Tulus Septianto pada menit ke-15 ke gawang PSCS Cilacap yang dikawal kiper Catur N cukup mengejutkan tim tamu.

Satu-satunya gol yang terjadi selama babak pertama tersebut berakhir hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, anak-anak asuhan Maman Abdurrahman berusaha untuk terus menekan pertahanan PSCS Cilacap.

Upaya tersebut membuahkan hasil pada menit ke-51 melalui gol yang diciptakan oleh pemain bernomor punggung 10 Wawan Sucahyo.

Tertinggal dua gol, membuat anak-anak asuh Agus Riyanto terus berupaya menciptakan terobosan melalui tendangan-tendangan langsung ke gawang yang dijaga Agung Prasetyo.

Namun, upaya untuk melakukan tendangan langsung tersebut belum mampu membuahkan gol bagi tim tamu sehingga skor tersebut tetap bertahan hingga peluit panjang tanda pertandingan berakhir dibunyikan.

"Saya kurang puas dengan penampilan anak-anak, terutama pada babak pertama karena masih gugup meskipun sudah bisa bermain lepas selama babak kedua," kata Pelatih PSCS Cilacap Agus Riyanto.

Agus bahkan menuding panitia pelaksana pertandingan PSIM Yogyakrta tidak bersikap profesional karena timnya tidak dapat mencoba lapangan pada saat yang telah ditetapkan dengan alasan adanya salah komunikasi dari panitia pertandingan.

Sementara itu, Manajer PSIM Yogyakarta Aji Sutarto mengatakan, dua kemenangan kandang tersebut dapat dijadikan modal bagi tim untuk berlaga pada pertandingaan-pertandingan berikutnya.

Pada saat turun minum, terdapat sejumlah suporter yang berkeliling lapangan dengan membawa spanduk besar bertuliskan ajakan kepada suporter untuk saling menjaga keamanan dan kenyamanan selama pertandingan berlangsung.

Sebanyak dua kubu suporter pendukung PSIM Yogyakarta yaitu Brajamusti dan Maident sempat terlibat bentrok fisik yang mengakibatkan sejumlah orang terluka pada saat tim tersebut menjamu Persikab Bandung, 6 Desember.

Ajakan tersebut kemudian disambut hangat oleh tepuk tangan ribuan penonton yang memenuhi Stadion Mandala Krida meskipun harus rela terpapar gerimis dari awal hingga akhir pertandingan.

Selama pertandingan, seluruh suporter pun diminta untuk tidak membawa berbagai macam alat yang biasanya digunakan untuk membuat suara seperti genderang. "Saya pikir, semua orang justru dapat menikmati pertandingan dengan cara ini," kata Aji Sutarto.

Meskipun demikian, masih ada sejumlah suporter yang bisa menyalakan petasan selama pertandingan berlangsung. (E013/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010