"Sudah sepekan ini gelombang di Selat Sunda lebih dari dua meter, ditambah angin kencang, oleh karena itu kami menghimbau kepada nahkoda kapal agar berhati-hati dan waspada," kata Kepala Adpel Kelas I Banten, I Nyoman Gede Saputra, Jumat.
Dia mengatakan nahkoda harus waspada adanya gangguan cuaca ekstrim yang terjadi selama bulan Desember ini. Selain itu, menurut dia, nahkoda juga harus saling memberikan informasi terkait cuaca yang sedang terjadi dalam pelayaran, termasuk Syahbandar dan Adpel setempat.
"Kami memberikan kewenangan untuk menunda pelayaran hingga cuaca aman untuk berlayar. Jadi, pada saat kapal akan berlayar, Syahbandar dan jasa pelayaran harus memperhatikan masalah ini dan menunggu informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika terkait perubahan cuaca," ujarnya.
Untuk kapal penumpang jasa pelayaran, dia mengingatkan, harus memperhatikan sarana dan prasarana keselamatan serta keamanan penumpang. Di antaranya, penyediaan sekoci yang harus disesuaikan dengan jumlah penumpang serta mencek ulang piranti komunikasi.
"Dengan kesiapan peralatan komunikasi yang baik, kami akan bisa mengawasi dan mengarahkan posisi pelayaran dari terjangan cuaca buruk," katanya.
Sementara itu pengamat BMKG Serang, Eko Widianto menjelaskan, sepanjang bulan Desember 2010, cuaca ekstrim yang mengakibatkan gelombang laut dan angin kencang di Selat Sunda, akibat angin muson barat.
"Untuk gelombang bisa mencapai tiga meter dan kecepatan angin 15 sampai 20 knot," katanya. (ANT-152/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010