Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Jumat siang turun enam poin menjadi Rp9.015 hingga Rp9.025 per dolar AS dari sebelumnya Rp9.006 hingga Rp9.026, karena pelaku masih melepas rupiah.
Kepala Divisi Treasury PT OCBC NISP, Suriyanto Chang, di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa rupiah masih tetap tertekan oleh faktor eksternal yang negatif, meski koreksi yang terjadi relatif kecil.
Posisi rupiah kembali menjauhi level Rp9.000 per dolar AS yang memang diinginkan Bank Indonesia (BI), agar rupiah tidak mendekati angka tersebut, katanya.
Menurut dia, posisi rupiah yang berada di atas Rp9.000 per dolar memang yang diinginkan pemerintah, karena itu pemerintah meminta BI untuk tetap mengawasinya.
Peluang rupiah untuk berada dibawah Rp9.000 per dolar AS kemungkinan agak sulit karena BI akan mematok pada level tersebut, ucapnya.
Rupiah bisa saja berada dibawah Rp9.000, lanjut dia apabila dukungan positif dari eksternal sangat kuat yang memaksa BI untuk sementara membiarkan mata uang Indonesia itu menguat.
Mata uang Indonesia sebenarnya cukup stabil pada kisaran Rp9.000 sampai Rp9.050 per dolar, ucapnya.
Menurut dia, tekanan negatif yang menekan rupiah itu, karena dolar AS menguat di pasar regional meski terhadap yen sedikit melemah.
Selain itu, pelaku pasar juga masih memfokuskan perhatian terhadap krisis finansial yang terjadi di kawasan Eropa seperti krisis keuangan di Irlandia mengakibatkan peringkatnya menurun, katanya.
Ia mengatakan, rupiah pada sore nanti kemungkinan masih terkoreksi, karena aksi lepas cenderung meningkat.
Pelaku pasar masih mengikuti pergerakan dolar yang menguat yang mendorong mereka melepas rupiah, katanya.
(T.H-CS/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010