Bandarlampung (ANTARA) - Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung hampir dua tahun lamanya dan hingga kini masih belum ditemui obatnya telah berdampak pada semua sendi-sendi kehidupan masyarakat termasuk dunia pendidikan.

Selama itu pula dunia pendidikan dari SD hingga perguruan tinggi menjalani pembelajaran dalam jaringan (daring) guna menghindari penyebaran kasus COVID-19 di kampus-kampus maupun sekolah.

Mungkin dalam beberapa bulan pertama atau semester awal pembelajaran melalui sistem daring dapat dikatakan berjalan lancar dan baik meskipun terdapat sejumlah kendala di lapangan.

Hadirnya vaksin COVID-19 di awal tahun 2021 sebenarnya menjadi salah satu harapan bagi banyak masyarakat agar pandemik ini segera berakhir dan pembelajaran tatap muka (PTM) dapat digelar kembali.

Di Provinsi Lampung vaksinasi terhadap pelajar baru saja dimulai dan pada Kamis (2/9), Presiden RI Joko Widodo langsung meninjaunya.

Baca juga: DPRD Lampung minta vaksinasi pelajar dilakukan di sekolah

Vaksinasi pelajar

Vaksinasi terhadap pelajar atau anak-anak rentang usia 12-18 tahun itu disambut antusias oleh kalangan siswa-siswi yang duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) dan kebanyakan dari mereka berharap dengan divaksinasi mereka dapat kembali melakukan PTM di sekolah.

"Tidak ada paksaan ikut vaksinasi, ini keinginan sendiri," kata Rafy salah satu siswa SMA Negeri 2 Bandarlampung.

Rafy yang duduk di bangku SMA kelas XII itu berharap PTM di sekolah segera digelar karena sudah kangen dengan teman-teman sebaya serta bapak dan ibu guru.

Menurutnya, awal-awal pembelajaran secara daring tidak menjadi masalah baginya ataupun teman-temannya, namun seiring berjalannya waktu, kejenuhan pun muncul dan materi yang diberi oleh guru pun sering tidak dipahaminya.

"Bila di sekolah kita bisa lebih dekat secara emosional dengan guru dan kawan. Jika ada yang tidak paham pun dapat ditanya dan diajarkan langsung oleh guru," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana menegaskan bahwa pelaksanaan vaksinasi kepada remaja ataupun pelajar akan terus dilakukan secara bertahap.

"Capaian vaksin untuk remaja memang masih rendah karena program ini baru saja masuk tahapan vaksinasi. Tapi kami akan terus genjot bila stoknya tersedia, dan untuk pelaksanaan vaksinasi tak mesti di sekolah karena bisa di puskesmas atau tempat lainnya," kata dia.

Sementara itu Ibu Kota Provinsi Lampung, Bandarlampung pun baru saja melaksanakan vaksinasi kepada pelajar pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dengan peserta sebanyak 7.000 siswa-siswi kelas 9 pada pelaksanaan tahap pertama.

Bandarlampung telah menargetkan sebanyak 17.000 siswa-siswi SMP kelas 9 akan divaksinasi. "Pelajar yang divaksinasi sekarang baru 7.000 nanti secara bertahap kita laksanakan di sekolah-sekolah menyesuaikan stok vaksin yang ada," kata dia.

Baca juga: Presiden sapa peserta vaksinasi di Lampung

Menyongsong PTM terbatas

Dalam menyongsong PTM terbatas sudah tentu semua sekolah harus mempersiapkan kelengkapan protokol kesehatan dan memberi pengawasan ekstra ketat terhadap murid-murid selain guru dan siswa yang telah divaksinasi.

Sejumlah sekolah di Bandarlampung mengaku sudah siap bila kebijakan PTM terbatas diambil oleh pemerintah.

"Untuk guru dan tenaga pendidik, Alhamdulillah di SMA 2 Bandarlampung semuanya sudah divaksinasi," kata Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Bandarlampung Hendra Putra.

Ia pun mengungkapkan bahwa sarana dan prasarana pendukung dalam menggelar PTM di tengah pandemi telah disiapkan oleh pihak sekolah, namun kegiatan belajar mengajar secara langsung harus ada izin dari orang tua.

"Sebagaimana aturan dari Pemerintah Pusat para pelajar harus ada izin dari orang tua bila ingin PTM, jika tidak, sekolah pun tetap melayani pembelajaran secara daring," kata dia.

Dia pun berharap vaksinasi kepada pelajar dapat menyeluruh tidak hanya berfokus di Bandarlampung sehingga PTM terbatas dapat segera dilaksanakan di seluruh daerah.

Kepala Sekolah SMP Negeri 2, M Bandrun mengungkapkan bahwa bila ada intruksi dari Pemkot Bandarlampung agar PTM terbatas dapat digelar maka pihak sekolah akan menyurati wali murid dan menyosialisasikan terlebih dahulu ke mereka tentang rencana kegiatan belajar mengajar tatap muka ini.

"Jadi PTM terbatas ini akan digelar secara bertahap dari kelas 9 dahulu dengan jam pelajaran maksimal dua jam, apabila kondisinya aman dan lancar mungkin jam belajar akan ditambah empat jam," kata dia.

Namun begitu, meski telah melakukan vaksinasi kepada pelajar yang berada di naungan pemkot serta sekolah-sekolah telah siap, menggelar PTM terbatas, Wali Kota Bandarlampung, Eva Dwiana menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar akan dimulai saat level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) turun menjadi level 3.

Bahkan meskipun nanti level PPKM diturunkan oleh Pemerintah Pusat menjadi level 3, Wali Kota tetap berhati-hati dengan tidak sekaligus membuka PTM di semua sekolah SMP, namun terlebih mengambil sampel di beberapa sekolah.

"Kita ambil contoh dulu beberapa sekolah yang siswa-siswi nya sudah divaksinasi kalau aman, lancar dan penerapan prokes berjalan serta tidak terjadi kasus, kita buka PTM nya," kata dia.

Tidak berbeda jauh dari harapan masyarakat dan kebanyakan oran tua murid, Wali Kota perempuan pertama di Bandarlampung itu pun sejatinya berharap PTM di sekolah-sekolah segera dibuka kembali setelah pelajar divaksinasi.

Baca juga: Jokowi janji beri tambahan vaksin ke Lampung

Ikut Pemerintah

Kebanyakan orang tua murid memang terlihat sudah jenuh dengan kondisi sekolah secara dalam jaringan (daring) atau online namun mereka pun sadar pandemi COVID-19 belum berakhir.

Diperbolehkannya vaksinasi untuk pelajar tentu menjadi secercah harapan bagi mereka guna meminimalisir penularan pada
anak-anaknya yang rinduk belajar di sekolah.

Akan tetapi mereka pun harus tetap menunggu apakah PPKM di Kota Bandarlampung turun menjadi level 3 atau malah level 4 diperpanjang kembali oleh Pemerintah Pusat.

Sebab Wali Kota Bandarlampung telah menegaskan bahwa PTM terbatas akan dimulai jika PPKM di kota itu jadi level 3.

Terkait PTM terbatas yang akan dibuka jika PPKM di Bandarlampung level 3, Anica Hasbana salah satu orang tua murid di SMPN 2 mengatakan akan patuh terhadap kebijakan pemerintah.

"Kalau khawatir jelas ada rasa itu karena pandemi masih berlangsung meski PPKM level 3, tapi bila pemerintah mengatakan bahwa kondisi sudah aman kita ikuti saja perintahnya, Alhamdulillah anak saya juga sudah divaksinasi," kata dia.

Vaksinasi memang bukan berarti akan kebal dengan COVID-19, karena beberapa kasus ditemukan orang yang sudah divaksinasi masih terinfeksi, namun program ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mencapai herd imunnity sehingga menekan angka penyebaran kasus COVID-19.

Yang penting, sekolah yang akan melaksanakan PTM harus benar-benar ketat dalam mengawasi anak didiknya sehingga tidak menimbulkan kluster baru dan memakan korban. Taat ataupun patuh terhadap protokol kesehatan (prokes) menjadi kunci utama selain vaksinasi dalam memerangi virus corona yang telah lama menjangkit negeri ini.

Data vaksinasi yang diambil dari laman vaksin.kemkes.go.id dari target 880.203 anak-anak yang akan divaksinasi di Provinsi Lampung, cakupan dosis pertama sebanyak 7.659 dan dosis kedua 4.682.*

Baca juga: Siswa SMAN 2 Bandarlampung bangga Presiden kunjungi sekolahnya

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021