New York (ANTARA News/AFP) - Suhu beku di Eropa dan Amerika Serikat serta penurunan tajam persediaan energi Amerika membantu mendorong harga minyak sedikit lebih tinggi pada Kamis, karena pedagang juga menunggu data kunci dari China.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari, naik sembilan sen menjadi ditutup pada 88,37 dolar per barel.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari naik 22 sen menjadi menetap di 90,99 dolar per barel, karena cuaca dingin meningkatkan permintaan untuk bahan bakar pemanas.
"Menurut perkiraan terbaru, suhu rendah di belahan bumi utara akan terus mendukung pasar minyak selama sisa Desember," kata Filip Petersson, seorang analis di SEB Commodity Research.
Pedagang juga mengambil posisi menjelang rilis data ekonomi China pada Sabtu yang diharapkan dapat menggarisbawahi kekhawatiran melonjaknya inflasi di konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu, menurut analis Lind-Waldock, Rich Ilczyszyn.
"Jika inflasi China berada di atas 4,5 persen, mungkin mereka akan menyesuaikan tingkat (suku bunga) mereka dan mencoba untuk memperlambat turun perekonomian mereka," katanya.
Investor terfokus pada hasil pertemuan Jumat dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Kartel, yang memompa sekitar 40 persen dari minyak dunia, diperkirakan akan mempertahankan produksinya tidak berubah.
Harga juga tetap didukung oleh data resmi yang menunjukkan penurunan lebih tajam dari perkiraan cadangan minyak mentah di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia.
Data yang dipublikasikan pada Rabu menunjukkan stok minyak mentah AS menyusut 3,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 3 Desember, lebih dari perkiraan analis turun 1,2-juta barel.(*)
(Uu.A026/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010