Washington (ANTARA News/Reuters) - Asap rokok dapat menyebabkan kerusakan dini bagi paru-paru serta DNA sehingga pemerintahan Presiden Barack Obama akan mengutamakan upaya penghentian merokok, ujar pejabat kesehatan federal, Kamis.

Kegiatan merokok tidak hanya menyakiti sang perokok, namun juga orang di sekeliling mereka. Seluruh pajak, larangan serta perlakuan harus dijalankan bersama untuk membantu menurunkan jumlah kegiatan merokok, ujar Dokter Bedah Umum AS, Dr Regina Benjamin dalam laporannya mengenai kegiatan merokok.

"Zat kimia di dalam rokok tembakau mencapai paru-paru anda dengan cepat setiap saat anda menghirup sehingga menyebabkan kerusakan dini," ujar Benjamin dan menambahkan, bahkan dengan menghisap sejumlah kecil rokok tembakau dapat merusak DNA sehingga menyebabkan kanker.

Laporan dalam jejaring bedah umum juga mengatakan perusahaan tembakau telah sengaja merancang sejumlah rokok dan produk tembakau lainnya agar bersifat adiktif dan mereka pun telah meluncurkan produk tembakau terbaru yang diduga lebih aman namun pada kenyataannya tetap berbahaya dan bersifat adiktif.

Benjamin mengatakan, sepertiga orang yang pernah mencoba rokok akan menjadi perokok berat.

"Selama dua tahun terakhir, kami telah berupaya untuk mengurangi penggunaan tembakau, termasuk melaksanakan undang-undang yang mengatur produk tembakau, membiayai upaya pengaturan tembakau lokal dan meluaskan akses jaminan pemerataan penghentian tembakau," ujar Menteri Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat, Kathleen Sebelius.

"Hal itu masih menjadi kunci utama pemerintahan kami," tambah dia.

Laporan itu mencatat bahwa penelitian telah memperlihatkan rokok menewaskan 443.000 warga setiap tahunnya di Amerika Serikat yang satu dari setiap lima orang meninggal dunia akibat kanker, penyakit jantung, penyakit paru-paru serta penyebab lainnya.

"Beban ekonomi penggunaan rokok tercatat pada lebih dari 193 miliar dolar AS per tahun yang terdiri dari biaya kesehatan dan kerugian produktivitas," ujar Sebelius.

"Lebih dari 1.000 warga tewas setiap hari akibat rokok dan satu setengah dari semua perokok jangka panjang terbunuh oleh penyakit yang ditimbulkan karena merokok," tambah laporan itu.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Dr Thomas Frieden, dan Dewan Pemerintah mengenai Makanan dan Obat-Obatan, Dr Margaret Hamburg, mengatakan bahwa penelitian itu juga menghasilkan cara mengurangi kegiatan merokok.

"Dampak terbesar datang ketika kami menaikkan harga tembakau, melarang tindakan merokok di tempat umum, menawarkan perawatan penghentian merokok yang mudah didapat dan terjangkau serta menggabungkan kampanye media dan upaya lainnya," ujar mereka dalam laporannya.

CDC memperkirakan bahwa sekitar 23 persen orang dewasa AS dan 17 persen siswa Sekolah Menengah Atas di negara itu adalah perokok. (BPY/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010