Kerinci, Jambi (ANTARA News) - Puluhan batu megalitik yang merupakan peninggaralan zaman prasejarah yang tersebar di berbagai kawasan di Kabupaten Kerinci, saat ini kondisinya tidak terawat dengan baik sebagaimana layaknya benda-benda sejarah.
"Ada puluhan batu megalitik di Kerinci, di desa Jujun, Pulau Tengah dan Benik terdapat masing-masing satu batu seilendrik. Sebagai benda budaya batu tersebut memang telah di data dan daftarkan serta dipagar oleh pihak BP3 Provinsi Jambi. Namun, benda itu tidak dijaga dan dirawat lagi setelah dipagari," ungkap Kepala Desa Jujun, Supratman, di Kerinci, Kamis.
Lebih jauh dikatakan Supratman, batu seilindrik di desa Jujun terletak sekitar 3 km dari desa Jujun, berada di tengah perladangan masyarakat di kaki Gunung Raya dan gunung Batuah. Untuk mencapainya hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki.
Kekhasan batu ini adalah batu besar dalam bentuk batangan tersebut memiliki dengan ukiran berupa ulir melingkar seperti obat nyamuk di sisi ujung dan pangkalnya. Selain itu terdapat pula guratan mernyerupai salah satu aksara tulisan Incoung Kerinci.
Batu megalitik megalitik serupa juga terdapat di desa Muak, dan pulau Tengah, serta sebuah batu megalitik lain yang memiliki rongga seperti meriam juga terdapat di kawasan ini. Sementara di beberapa tempat lain terdapat pula berbagai batuan lainnya, seperti batu Gong di Kumun, batu bergambar dan batu berbentuk hewan atau bagian tubuh.
Namun dikarenakan umumnya batu-batu bernnilai sejarah tinggi sebagai cerminan dari peradaban masalalu neneek moyang masyarakat Kerinci tersebut terletak jauh dari perkampung maka keberadaannya tidak banyakm diketahui oleh publik termasuk oleh publik Kerinci sendiri.
"Jarang sekali ada yang sengaja datang untuk melihat batu-batu itu. Paling mereka yang sempat datang adalah mereka yang kebetulan lewat sajan di situ. Karena itu tak jarang pula diantara mereka banyak yang iseng dan mencoret-coret batu itu," terang Supratman.
Camat Keliling Danau Suhardi, yang wilayahnya menjadi kawasan penyebaran situs-situs batu megalitik yang diperkirakan peninggalan masyarakat purba di Kerinci yang animisme ribuan tahun silam sebelum masehi, menilai selayaknya pemerintah mempunyai lembaga atau petugas khusus yang ditugaskan untuk merawat dan mempublikasikan aset budaya bernilai tinggi itu.
"Menurut kita alangkah baiknya ada lembaga atau petugas yang terus memantau dan mengembangkan keberadaan aset ini. Kita sudah mengusulkan agar pemerintah kita khususnya BP3 provinsi Jambi mendirikan UPTD di sini, sehingganya perawtan dan pengelolaannya sebagai aset wisata atau edukasi bisa terus ditingkatkembangkan," ujarnya. (ANT-144/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010