Sementara itu, menurut Kepala Biro Humas BI Difi A Johansyah di Jakarta, Rabu, pada Surat Utang Negara (SUN) maupun saham tercatat meningkat tipis.
"Penurunan dana asing sejalan dengan masih berlanjutnya `risk aversion` terkait sentimen global," katanya.
Menurutnya, porsi kepemilikan asing di SBI turun dari 28,8 persen menjadi 26,0 persen, sementara di SBN naik tipis dari 29,2 persen menjadi 29,5 persen.
Volume transaksi pasar sekunder SBI meningkat, sejalan berlanjutnya aksi jual investor asing menyebabkan volume transaksi harian SBI di pasar sekunder meningkat meskipun relatif masih rendah.
Volume rata-rata harian SBI di pasar sekunder pada minggu laporan meningkat menjadi Rp1,6 triliun dibanding pekan sebelumnya Rp0,6 triliun.
Aksi jual SBI di pasar sekunder oleh investor asing mengakibatkan yield SBI di pasar sekunder naik tipis sehingga spread dengan pasar primer menyempit. Yield SBI ditransaksikan sekitar 1 sampai 75 basis points di bawah yield pasar primer.
Dijelaskan Difi, selama minggu laporan penempatan dana asing terutama pada SBI disebabkan oleh sentimen global yang cenderung negatif di awal minggu meskpun kemudian kembali positif setelah keluar rilis indikator US, China dan Korsel yang lebih baik dari perkiraan pasar sehingga meningkatkan optimisme akan pemulihan ekonomi global.
Sentimen positif tersebut menyebabkan sejumlah investor asing melakukan pembelian kembali pada instrumen keuangan domestik terutama SBN. Selain itu, penyesuaian portofolio investor menjelang akhir tahun juga diperkirakan mempengaruhi penempatan asing di aset keuangan domestik.(*)
(T.D012/S025/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010