Solo (ANTARA) - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berupaya mendorong pedagang dan pembeli melakukan digitalisasi pada "Solo Great Sale" (SGS) 2021 yang akan diselenggarakan selama bulan Oktober.
"Pada SGS ini saya mengajak lurah pasar, pedagang, dan pembeli untuk bisa segera melakukan digitalisasi. Kami dorong warga untuk melakukan transaksi secara 'cashless'," katanya pada kegiatan Akselerasi Digitalisasi Pembayaran Terkini (Adipati) QRIS di Pasar Gede Solo, Jumat.
Upaya tersebut sebagai salah satu cara untuk pemulihan ekonomi. Dengan adanya transaksi "cashless" atau nontunai maka bisa memudahkan transaksi masyarakat.
"'Cashless' memberi rasa aman kepada pembeli, transaksi lebih efektif, 'nggak' perlu bawa dompet ke pasar. Di tengah pandemi kalau bisa mengurangi pembayaran dengan tunai," katanya.
Layanan nontunai dengan menggunakan QRIS tersebut sudah tersedia di sebanyak 44 pasar tradisional di Kota Solo.
"Saya yakin pedagang sudah siap karena tinggal 'scan'. Para pedagang tidak perlu takut, sorenya uang langsung cair, bisa langsung digunakan untuk kulakan lagi," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo mengatakan BI mendukung penuh SGS sebagai wahana untuk menumbuhkan kembali pulihnya ekonomi di masa pandemi setelah pelaksanaan PPKM.
"Kami mengajak penyelenggara jasa keuangan untuk melakukan edukasi, sosialisasi, dan akselerasi. Termasuk ada pojok pusat informasi SGS dan QRIS yang ada di pasar-pasar, bisa jadi tempat masyarakat bertanya tentang SGS dan untuk membuat akun layanan QRIS. Harapannya kontribusi ini bisa mendorong SGS," katanya.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surakarta Gareng S Haryanto mengatakan penggunaan digital ekonomi pada pelaksanaan SGS menjadi prioritas. Menurut dia, hal tersebut sejalan dengan program Bank Indonesia Adipati QRIS yang mempermudah masyarakat dalam pembayaran transaksi pembelian baik secara langsung maupun berbasis daring.
Ia mengatakan SGS kali ini diikuti oleh sebanyak 20.000 tenant dari berbagai bidang usaha, di antaranya dari sektor transportasi, perhotelan, usaha kecil dan menengah (UKM), dan pasar tradisional.
"Untuk target transaksi tahun ini sebesar Rp800 miliar, naik dari tahun lalu sebesar Rp700 miliar," katanya.
Baca juga: Sebanyak 14.000 pedagang pasar tradisional ikuti SGS 2020
Baca juga: Program belanja diskon di Solo targetkan transaksi Rp700 miliar
Baca juga: SGS optimalkan akses tol untuk dongkrak kunjungan
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021