"Target ekspor kita untuk tahun 2010, Insya Allah akan tercapai 36 kargo, dan 32 kargo sudah tersedia, sisanya empat kargo lagi untuk mencapai target 36 kargo akan terpenuhi hingga akhir Desember," kata Vice President Director PT Arun LNG Fuad Buchari di Lhokseumawe, Rabu.
Ia menambahkan, dengan kondisi gas di Arun Field terus berkurang maka target ekpor LNG untuk tahun 2011 akan mengalami penurunan.
"Tahun 2011, kita hanya menargetkan ekspor 31 kargo saja ke Jepang dan Korea Selatan, dari angka yang ditargetkan itu bisa menurun bila ada kebijakan pemerintah meminta Arun memasok gas untuk kebutuhan pabrik yang ada di Aceh, seperti pabrik pupuk," kata Fuad Buchari.
Dikatakannya, meski target ekspor 36 kargo, namun produksi LNG tahun 2010 ini sudah mencapai 37 kargo.
"Bila dihitung dengan jumlah gas yang sudah diberikan kepada pabrik pupuk di Aceh (PT Pupuk Iskandar Muda), jumlah produksi sudah mencapai 37 kargo, PT PIM mendapatkan pasokan setara lima kargo gas dari PT Arun," ujarnya.
Menurut Fuad Buchari, pihaknya juga yakin akan mampu memenuhi target 31 kargo pada 2011, bila tidak memperhitungkan gas yang dipasok ke pabrik pupuk.
Diakuinya, jumlah cadangan gas di lapangan Arun Field terus berkurang. Saat ini, PT Arun menerima pasokan gas sejumlah 430 juta kaki kubik per hari (million cubic feet of natural gas per day/MMCFD).
Dari jumlah tersebut, terbanyak diterima dari Point A Exxon Mobil sejumlah 150 MMCFD. "Setiap bulan bulan, rata-rata turun 10 MMCFD," tambah Fuad Buchari yang didampingi sejumlah stafnya.
Dengan kondisi demikian, PT Arun ditargetkan akan mampu mengekspor gas sampai 2014. Namun, kondisi tersebut bisa berubah seandainya ada kebijakan pemerintah memasok gas untuk kebutuhan lokal seperti pabrik pupuk dan PLN.
Ditanya mengenai pengolahan gas dari Medco dan ENI yang sedang melakukan ekplorasi di Aceh, Fuad menyebutkan jumlah produksi kedua perusahaan tersebut terlalu rendah dibandingkan dengan kemampuan produksi PT Arun yang memiliki enam train (kilang).
"Dari enam kilang, saat ini kita hanya mengoperasikan dua kilang saja dengan kemampuan per kilang mencapai 400 MMCFD. Sementara produksi di ENI diperkirakan sekitar 120 MMCFD dan Medco 220 MMCFD," jelas Fuad Buchari.
Mengenai pemanfaatan kilang arun jelang berakhirnya kontrak dengan pemerintah pada 2014, Fuad menyebutkan pihaknya sudah selesai melakukan kajian dan akan mengusulkan kepada pemerintah, antara lain, instalasi PT Arun diusulkan digunakan untuk receiving terminal gas sebelum diangkut ke daerah lain.
"Kita sudah memberi solusi kepada pemerintah, agar aset PT Arun yang meliputi tangki dan instalasi lainnya dipergunakan untuk terminal gas, jadi gas dari luar Aceh dapat distokkan di sini untuk kebutuhan gas pabrik lokal yang ada. Namun, hasil kajian kami masih butuh proses panjang, tergantung pemerintah mau dikemanakan Arun ini, kami hanya menjalankan tugas saja," kata Fuad.
(ANT-137/A035/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010