"Peningkatan keamanan tersebut untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat dalam beraktivitas pascapenemuan bom di Klaten, Solo, dan Sukoharjo," kata Kapolda, di Semarang, Rabu.
Ia mengatakan, sekarang pihaknya sedang menyelidiki intensif kasus penemuan rangkaian bom berdaya ledak rendah di sejumlah tempat yang menimbulkan ketakutan masyarakat.
"Kami masih menyelidiki secara intensif guna mengungkap kasus ini sehingga pelaku dan motif aksi teror dapat diketahui," ujarnya didampingi Wakapolda Brigjen Sabar Raharjo.
Menurut dia, rangkaian bom yang ditemukan saat ini diamankan di Laboratorium Forensik Mabes Polri Cabang Semarang untuk diteliti jenis bahan-bahan yang digunakan pelaku aksi teror.
Kapolda mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang, tidak terprovokasi, dan tidak terpecah belah dengan saling menuduh karena polisi berusaha keras mengungkap kasus penemuan rangkaian bom.
Masyarakat juga diminta untuk memberikan informasi sekecil apapun kepada polisi terkait dengan kasus penemuan rangkaian bom agar pelaku aksi teror ini dapat segera ditangkap.
"Informasi yang diberikan tersebut untuk membantu tugas kepolisian dalam mengungkap kasus penemuan bom ini," kata Kapolda.
Sebelumnya, di pos polisi lalu lintas depan Rumah Sakit Islam Klaten dan pos polisi Karang, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, serta di tempat ibadah di Kecamatan Sleman, ditemukan rangkaian bom molotov pada Rabu (1/12).
Temuan rangkaian bom molotov yang terdiri atas lima botol bensin, detonator, pengatur waktu, dan baterai itu sempat menggegerkan warga setempat.
Kemudian, pada Selasa (7/12), bom rakitan juga ditemukan di depan kantor Polsek Kota Pasar Kliwon, Polresta Surakarta, dan di Gereja Katholik Kristus Raja di wilayah Gawok, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Rakitan bom yang ditemukan di Sukoharjo terdiri atas dua kaleng serbuk, pengatur waktu, detonator, dan paku sempat meledak namun hanya merusak sebuah pot bunga dan tidak menimbulkan korban jiwa.
(KR-WSN/M028/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010