Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 turut berdampak ke berbagai sektor, tak terkecuali kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner.
Padahal, usaha kuliner merupakan salah satu dari 17 sub sektor ekonomi kreatif yang menjadi penyumbang terbesar struktur Produk Domestik Bruto (PDB), yakni 41 persen dari keseluruhan sektor ekonomi kreatif tersebut.
Affan Achmad Affandi selaku Founder Martabak Orient, Perwakilan GoFood Partner Sukses mengatakan kreativitas sangat penting dalam membangun bisnis dengan kuliner "kekinian" sehingga dapat menarik minat konsumen dan meningkatkan penjualan walaupun berada di kondisi pandemi yang tidak mudah.
"Kita harus kreatif menangkap kesempatan dengan memahami tren pasar agar dapat bertahan dan bangkit di tengah kondisi yang menantang, penting untuk memahami tren dan preferensi pelanggan dalam mengkonsumsi kuliner," kata Affan dalam webinar pada Kamis (2/9).
Menurut dia, Martabak Orient juga berupaya mendigitalisasi usahanya agar bisa menjangkau lebih banyak konsumen.
"Kami berusaha untuk menggunakan sosial media sebagai upaya promosi dan bergabung di GoFood agar bisa mempromosikan berbagai produk dan membuka akses ke pelanggan seluas-luasnya," kata Affan.
Senada dengan Affan, Fatmah Bahalwan selaku Chef dan Penggiat UMKM Kuliner mengamati bahwa kuliner "kekinian" menjadi salah satu yang kini semakin digemari masyarakat.
Baca juga: Martabak jadi makanan paling populer di layanan pesan-antar
Dia mengatakan salah satu kunci sukses bertahan saat pandemi adalah dengan berkolaborasi sambil terus berinovasi.
"Bisa saja misalnya bikin kue pancong tapi dikreasikan dengan keju Kraft atau Oreo crumbs, memang harus ada kolaborasi," kata dia.
Kuliner kekinian dapat diasosiasikan dengan kuliner baru dan menarik yang populer di sosial media, yang seringkali menambahkan bahan-bahan yang memang sudah populer seperti keju atau cokelat.
"Dengan didukung ide kreatif, bahan makanan yang sederhana bisa menjadi istimewa, sehingga meningkatkan peluang peningkatan harga jualnya. Salah satu tips meningkatkan kelas kuliner menjadi ‘kekinian’ adalah memadukannya dengan bahan-bahan populer berkualitas tinggi yang," katanya.
Bisnis kuliner merupakan industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
Sekira 9,5 juta tenaga kerja diserap industri ini.
Selain itu, guna bangkit di saat pandemi dibutuhkan tiga strategi yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
Berdasarkan data, subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sekitar 41 persen dari total produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif sebesar Rp1.134,9 triliun pada tahun 2020.
Sepanjang tahun 2020, terdapat 3,7 juta UMKM yang on boarding sehingga total ada 11,7 UMKM yang sudah bertransformasi ke ranah digital, dari yang sebelumnya hanya 8 juta UMKM.
Angka itu sudah memenuhi sepertiga dari target 30 juta UMKM yang beralih ke digital.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahudin Uno, mengatakan selain berinovasi dan kolaborasi, melakukan digitalisasi usaha akan membantu para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner melewati pandemi COVID-19.
"Di tengah pandemi COVID-19 dan tantangan ekonomi, para pelaku kuliner mengalami tekanan yang luar biasa, salah satu jalan keluar agar berhasil adalah mendigitalisasi," kata Sandiaga.
Inisiatif bantu UMKM kuliner
Dalam rangka mendukung pengembangan UMKM kuliner melalui inspirasi kreativitas kuliner "kekinian" guna meningkatkan penjualan dan bisnisnya, Mondelez Indonesia dengan didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Go Food, Sahabat UMKM, dan Natural Cooking Club meluncurkan inisiatif #DukungUMKMKuliner.
"Hadirnya inisiatif #DukungUMKMKuliner ini merupakan salah satu tanggung jawab sosial #MondelezUntukIndonesia, untuk membagikan pengetahuan terkait tren kekinian dunia kuliner, utamanya camilan dan dessert, kepada para pelaku bisnis kuliner UMKM sebagai salah satu stakeholder terpenting kami, sehingga pengetahuan ini dapat mereka manfaatkan untuk meningkatkan bisnis," kata Prashant Peres selaku President Director Mondelez Indonesia.
Mondelez Indonesia akan mengadakan sebuah pelatihan dalam bentuk virtual yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 September 2021 bertajuk "Kreatif Kembangkan Bisnis Kuliner Kekinian".
Berbagai materi akan diberikan selama pelatihan tersebut, mulai dari pengembangan kreativitas dalam menghadirkan menu kuliner kekinian, hingga pemanfaatan digital marketing sebagai ujung tombak strategi promosi usaha terutama di masa pandemi, serta berbagai tips pengembangan usaha dari para ahlinya. Para pelaku UMKM kuliner dapat mendaftarkan diri pada pelatihan ini melalui tautan https://bit.ly/WorkshopUMKMMondelez paling lambat tanggal 4 September 2021.
Selain melalui pelatihan, Mondelez Indonesia juga menghadirkan berbagai inspirasi menu kekinian guna mengembangkan kreativitas pelaku UMKM melalui website www.snacks-desserts.id yang dapat diakses dengan mudah setiap saat.
"Dukungan terhadap UMKM kuliner ini sejalan dengan tujuan perusahaan, yakni ‘Empower People to Snack Right’ dimana Mondelez International berkomitmen membuat produk-produknya dengan cara yang tepat, termasuk dalam memberdayakan masyarakat dan komunitas di sepanjang rantai bisnis. Kami berharap inisiatif ini turut meningkatkan bisnis UMKM kuliner, sekaligus mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional," pungkas Prashant.
"Kami turut menyambut baik hadirnya inisiatif #DukungUMKMKuliner ini untuk menginspirasi para pelaku UMKM agar dapat mengembangkan bisnisnya secara lebih kreatif, diantaranya melalui pengembangan menu-menu kuliner ‘kekinian’. Saya yakin pelatihan yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat ini akan dapat menginspirasi para pelaku UMKM Kuliner, termasuk bagaimana secara kreatif memanfaatkan teknologi digital dan digital marketing untuk mempromosikan bisnis mereka," kata Sandiaga.
Baca juga: Sandiaga Uno sebut digitalisasi bantu UMKM kuliner lewati pandemi
Baca juga: Teten: Produk makanan UMKM untuk PON XX 2021 masih perlu kurasi produk
Baca juga: Pengamat: Pembukaan taman kota berdampak positif bagi UMKM
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021