Jakarta (ANTARA) - Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Wahiduddin Adams mengajak generasi muda menjadi pelopor dan mengambil bagian yang strategis di tengah perubahan sosial dan hukum saat ini.
"Mahasiswa dan generasi muda harus menjadi pelopor dalam perubahan sosial," kata Wahiduddin Adams dalam webinar "Kontribusi Mahasiswa Milenial dalam Mengawal Konstitusi" yang digelar Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus bekerja sama dengan MK, Jumat.
Dia menerangkan dinamika sosial serta hukum yang begitu cepat akibat perkembangan teknologi tidak hanya harus direspons oleh generasi muda, tetapi dapat turut mengambil peran dan bagian strategis di dalamnya.
Baca juga: Hakim MK sebut penting bangun sistem hukum yang berkarakter Pancasila
Wahiduddin mencontohkan bahwa salah satu bentuk peran generasi muda, khususnya mahasiswa, dalam mengawal konstitusi serta berbagai peraturan perundang-undangan lainnya dapat dimulai dari membekali diri dengan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam atas konstitusi maupun peraturan itu sendiri.
Selanjutnya, mahasiswa dan generasi muda dapat berperan aktif dengan mengadakan diskusi mengenai pemikiran serta perkembangan sebuah peraturan perundang-undangan yang tengah disusun, imbuh Wahiduddin.
Dia mengingatkan bahwa dalam mengkritisi peraturan perundang-undangan yang dirasa tidak sesuai dengan semangat positif konstitusi, telah diatur mekanisme serta jalur yang baik dan dapat ditempuh oleh para generasi muda.
"Ada jalurnya, tidak lalu demo atau membuat ungkapan yang tidak sesuai," kata Wahiduddin.
Baca juga: Anwar Usman: Wacana perubahan UUD miliki situasi kebatinan berbeda
Sementara itu, dalam rangka menjalankan peran tersebut, dia juga mengingatkan bahwa konstitusi Indonesia tidak terlepas dari Pancasila sebagai hakikat dan kepribadian bangsa.
"Oleh karena itu harus berangkat dari cita-cita dan nilai ideal bangsa Indonesia, yakni Pancasila," ujarnya.
Wahiduddin juga mengharapkan agar generasi muda dan mahasiswa tidak tinggal diam dan harus secara aktif menjadi pelopor perubahan yang dilandasi dengan kekuatan moral serta kekuatan intelektual yang dimiliki.
Baca juga: Ketua MK: Jadikan kritik sebagai obat penyemangat kinerja
Pewarta: Muhammad Jasuma Fadholi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021