Bogor (ANTARA News) - Membuat Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang profesional dan bebas dari kepentingan politik adalah salah satu keinginan Dr. Ing. H. Ilham Akbar Habibie, MBA (47) yang kini menjadi ketua presidium organisasi itu.

Menjadikan ICMI lebih profesional, bersih dari politik dan fokus kepada kepentingan rakyat adakag tantangannya selama lima tahun ke depan.

"Saya akan menjadikan ICMI organisasi yang efektif dan profesional, fokus pada penyelesaian masalah bangsa, dan tentunya bebas dari kepentingan politik," kata Ilham seusai pemilihan presidium ICMI di IICC, Bogor.

Ilham meraih suara terbanyak 410 suara dalam proses pemilihan yang berlangsung sejak Senin malam hingga Selasa pukul 11.00 WIB itu.

Kandidat lain yang masuk lima besar sehingga juga menjadi anggota presidium adalah Nanat Fatah Natsir (308 suara), Marwah Daud Ibrahim (276), Priyo BUdi Santoso (271) dan Sugiharto (321).

Sebelum Muktamar V ICMI digelar pada 5-7 Desember 2010, nama Ilham Habibie sudah santer didengungkan sebagai calon kuat untuk memimpin organasisai tersebut.

Kiprah ayah tiga anak ini di ICMI juga sudah cukup lama. Ketika di Jerman, ia mendirikan ICMI Orsat Jerman pada 1992, kemudian ketika pindah ke Amerika Serikat, ia pun membangun cabang ICMI di Seattle.

Terakhir posisinya di ICMI adalah anggota dewan pakar bidang Iptek.

Dukungan dari organisasi wilayah (orwil) dan organisasi satuan (orsat) ICMI diwujudkan dengan pemberian suara kepada putra mantan presiden BJ Habibie tersebut dalam pemilihan presidium ICMI di BOgor.

Apalagi kalangan senior di ICMI sendiri, seperti Jimly Asshiddiqie dan Ginanjar Kartasasmita, sepakat bahwa pimpinan ICMI untuk periode mendatang sebaiknya berasal dari kalangan muda. Tokoh muda lainnya yang diusung adalah politisi Partai Golkar, Priyo Budi Santoso.

Namun suara terbanyak diraih pria kelahiran Aachen, Jerman, 1963 itu.

Ilham kini menduduki jabatan penting di sejumlah perusahaan di Indonesia dan ini dinilai banyak kalangan dia memiliki perpaduan antara seorang ilmuwan dan pengusaha.

Pengalaman hidup di luar negri, dan juga tempaaan dari ayahnya, membuat Ilham makin piawai bergelut di kedua bidang tersebut. Dia juga memiliki pergaulan luas.

Atas kiprahnya di dua bidang itu, ia pernah mendapat penghargaan dari pemerintah, yakni berupa bintang Satya Lancana Wira Karya dan Adikarsa Pemuda.

Menurut Ilham, agar ICMI fokus pada program-program prorakyat, kepentingan politik harus dipisahkan dari organisasi ini.

"Orang politik boleh di ICMI, dan jika pandangan politik, tapi ia harus di luar ICMI," ujar Ilham yang meraih doktor dari Technical University of Munich, Jerman, dengan predikat summa cum laude.

Ia menyatakan akan membawa organisasi ini menjadi lebih profesional, netral dan bersih dari kepentingan politik

Di ICMI dia memiliki target-target utama, yakni membuat kepemimpinan yang solid, menjadikan ICMI organisasi yang efektif, efisien, profesional dan bebas kepentingan politik, serta fokus pada program-program yang dirasakan di akar rumput atau rakyat.

Meskipun menjadi peraih suara terbanyak, Ilham tetap demokratis dan berjanji tidak akan dominan dalam mengambil keputusan penting.

"Saya tidak merasa otomatis sebagai ketua presidium. Saya orangnya pragmatis, saya akan bicara dulu dengan teman-teman di presidium ini," katanya.

Mengenai presidium, Ilham merasa model kepemimpinan ini tetap akan efektif. Apalagi tokoh-tokoh di presidium tersebut memiliki keahlian yang berbeda-beda, sehingga bisa saling mengisi.

Kini dengan duduk di kursi kepemimpinan ICMI, Ilham berkesempatan lebih luas untuk menyumbangkan pemikirannya bagi bangsa, tanpa menuntut pamrih untuk kepentingan politik atau pribadi. (*)

T004/Z003/AR09

Oleh Teguh Handoko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010