Kali ini kita fokus pada kesenian tradisional karena sudah hampir punah, jadi kita juga memberi kesempatan kaum muda untuk kembangkan akar budaya

Makassar (ANTARA) - Toraja International Festival (TIF) ke-9 kembali dihelat dengan menyuguhkan kesenian tradisional yang berlangsung di Rante Buntu Pempon, Rantepao Toraja Utara, Sulawesi Selatan, 3-4 September 2021.

Pelaksana dan penggagas TIF 2021 Franki Raden di Makassar, Rabu, tahun ini TIF ke-9 juga akan memberikan fokus kepada penampilan kesenian tradisional Toraja dan Sulawesi Selatan.

"Hal istimewa dari penampilan ini adalah grup-grup kesenian yang kami pilih untuk tampil adalah grup-grup kesenian yang secara turun-temurun masih menjaga kelestarian dan keaslian mereka dalam menampilkan musik dan tarian khas Toraja dan Sulawesi Selatan," urainya.

Baca juga: Festival Kreatif Lokal 2021 peluang UKM majukan bisnis

Ia mengatakan pertunjukan TIF 2021 murni mengangkat kesenian tradisional lantaran tidak sedikit dari kesenian tersebut yang telah hampir punah.

"Kali ini kita fokus pada kesenian tradisional karena sudah hampir punah, jadi kita juga memberi kesempatan kaum muda untuk kembangkan akar budaya," ujarnya.

Salah satu contoh misalnya grup musik paduan suara laki-laki dan wanita tradisional Toraja yang bernama Ma’nimbong dan Ma’dandan. Kedua jenis kesenian ini berasal dari Desa Lokolemo yang terletak jauh di atas wilayah pegunungan Pangala, daerah dimana pahlawan Toraja yang terkenal, Pongtiku berasal.

Baca juga: Kemenparekraf - Adira Finance adakan Festivasl Kreatif Lokal 2021

Ma’nimbong dan Ma’dandan adalah sebuah musik tutur vokal yang mungkin sudah berusia ribuan tahun dan merupakan prototip musik vokal di dunia jika ditinjau dari konsep estetika dan struktur komposisi musik tersebut.

Musik vokal yang pada prinsipnya menggunakan melodi satu nada berbentuk drone ini usianya dapat dibandingkan dengan lukisan purba yang ada di goa Leang-Leang, Maros, Sulawesi Selatan. Demikian pula hal dengan bentuk kesenian bernama Pepe Pepe Baine dari wilayah Gowa.

Bentuk kesenian teatrikal yang bernuansa magis ini juga menunjukkan betapa purba dan uniknya Pepe Pepe Baine. Pada akhirnya semua bentuk kesenian yang akan ditampilkan secara khusus di atas panggung TIF ke-9 ini menunjukkan tuanya peradaban masyarakat di bumi Nusantara.

Baca juga: Pengambilan keputusan Dewan Juri FFWI XI bakal seru

Pada saat di belahan bumi lain manusia masih berkeliaran di hutan memburu mangsanya dengan batu untuk bisa survive, manusia di bumi Nusantara sudah memiliki kebudayaan dengan nuansa keindahan yang sangat tinggi.

Untuk bisa menjadi saksi dari indahnya peradaban manusia Indonesia yang sangat unik dan menarik ini, tontonlah perhelatan TORAJA INTERNASIONAL FESTIVAL atau TIF pada tanggal 4 September Pk 19.00 (OFF AIR) di Rante Buntu Penpom, Toraja Utara atau pada tanggal 12 September Pk 20.00 (WIB) melalui channel YOUTUBE: LOKASWARA PROJECT.

Sejak penyelenggaraan di tahun ke-3, yaitu tahun 2015, TIF telah berhasil meningkatkan kunjungan wisata di Kabupaten Toraja Utara sebesar 300 persen. Para turis dari mancanegara dan nusantara umumnya menjadwalkan kunjungan mereka ke Toraja berkenaan dengan waktu pelaksanaan TIF yang setiap tahunnya jatuh ada pertengahan bulan Juli.

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021