Manado (ANTARA News) - Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Utara Drs H Halil Domu MS mengatakan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW merupakan saat yang tepat dan menjadi momentum dalam membangun bangsa, negara, masyarakat dan diri sendiri sebagai muslim.
"Inilah saat yang tepat dalam memaknai Hijrah Rasulallah SAW. Hikmah yang bisa kita ambil adalah melaksanakan kehidupan menjadi lebih baik dengan membangun diri, masyarakat, bangsa dan negara dengan nilai-nilai moral yang lebih baik," katanya dihadapan umat Islam yang menghadiri perayaan 1 Muharram 1432 Hijriah yang dihelat di Masjid Raya Ahmad Yani, Manado, Selasa.
Acara yang dihadiri Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang dan Wakil Gubernur Sulut Djouhari Kansil, Sekprov, Drs Rachmat Mokodongan, Forum Kerukunan Umat Beragama Sulut serta umat Islam di Manado itu memiliki makna penting dalam membina masyarakat yang lebih baik.
Menurut Domu, setidaknya merayakan 1 Muharram 1432 Hijriah tahun ini ada tiga hal yang dapat dipetik sebagai hikmah yaitu pertama peristiwa hijrah Rasullallah SAW dari Mekah ke Madinah merupakan tonggak sejarah yang monumental dan memiliki makna yang sangat berarti bagi setiap muslim.
"Perjuangan dakwah Rasulallah SAW formatnya dari Mekah ke Madinah untuk menuju suasana suasana yang prospektif di Madinah," ujarnya.
Kedua kata Domu, hijrah mengandung semangat juang tanpa putus asa. "Rasulallah SAW mengajarkan perjuangan yang tak pantang menyerah. Tak pernah mengenal kata putus asa namun mengandung prospektif yang tinggi kepada arah yang lebih baik dalam perjuangan," katanya.
Nabi dan pengikutnya rela meninggalkan sanak saudara, harta benda dan segalanya untuk melakukan Hijrah demi mencari sesuatu yang lebih baik tanpa mengenal kata putus asa.
"Hikmah yang ketiga adalah semangat persaudaraan. Ini bisa dilihat dari semangat Rasululllah dalam menjalin persaudaraan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshor bahkan kelompok Yahudi," jelasnya.
Dalam konteks kekinian Hijrah kata Domu merupakan sikap menerima berbagai perubahan-perubahan dalam segala dimensi dari berbagai aspek. Berhijrah atau meninggalkan ke tempat lain misalnya berhijrah dari nilai kehidupan kemiskinan menuju perbaikan kehidupan.
"Untuk itu saya mengajak umat Islam di Sulut mari kita membangun kehidupan bersama ke arah yang lebih baik. Kesempatan menggapai kebenaran ilahi dengan membangun diri, masyarakat bangsa dan negara dengan moral yang lebih baik adalah wujud Hijrah kita," terangnya.
Makna Hijrah akan selalu hidup dalam diri Muslim. Peristiwa yang pernah dilakukan Rasulullah itu, tidak semata kejadian biasa, melainkan menjadi sebuah manhaj, yang harus senantiasa direnungkan maknanya dan diamalkan ibrahnya.
Ditambahkan Domu, lebih-lebih kini umat Islam sedang berada di titik ujian yang sangat berat sehingga dituntut untuk belajar dari upaya Rasulullah dan sahabat-sahabatnya menegakkan siar Islam.
"Pada kesempatan memulai tahun baru hijriah ini yang paling tepat adalah belajar mengamalkan makna hijrah dan implikasinya dalam kehidupan berukhuwah secara mendalam antara sesama muslim," ingatnya.(*)
(ANT-179/B013/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010