Yogyakarta (ANTARA News) - Internasionalisasi pendidikan di Indonesia perlu dikaji pada konsep dan implikasinya, kata pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof Dr HAR Tilaar.
"Dalam konsep, internasionalisasi pendidikan dirancang untuk bisa menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dalam dunia global, tetapi tanpa disadari program ini kemudian berubah menjadi komoditas bisnis," katanya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia pada lokakarya "Education in a Global World: Continuity and Change" yang merupakan rangkaian kegiatan Wisdom 2010, globalisasi telah mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia. Salah satu bentuk gobalisasi di pendidikan adalah internasionalisasi.
"Namun, pembangunan pendidikan nasional Indonesia harus dikembalikan pada semangat konstitusi, UUD 1945. Pendidikan dalam semangat konstitusi berarti bebas dari kemiskinan, pengkotak-kotakan, dan totalitarianisme," katanya.
Ia mengatakan, dalam menghadapi persaingan global, identitas bangsa Indonesia harus terus dipelihara dan dikembangkan melalui sistem pendidikan nasional yang bergantung pada kekayaan budaya nasional.
"Dengan demikian, Indonesia melalui pendidikan nasional dapat memberikan kontribusi positif dalam perubahan global. Jadi, hal itu yang sebenarnya disebut pendidikan berkelas internasional," katanya.
Pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Syamsuni Arman mengatakan, pendidikan, khususnya dalam proses membangun negara merupakan moderator dalam menghadapi kejutan gelombang persaingan global.
"Pendidikan adalah alat dan metode untuk menyebarluaskan pengetahuan, ilmu, dan teknologi kepada masyarakat secara luas," katanya.
Pengamat pendidikan dari Universitas Riau, Amir Awaluddin mengatakan, dalam menghadapi tantangan globalisasi pendidikan tinggi memegang peran utama.
Perguruan tinggi, menurut dia, tidak hanya berperan dalam menghasilkan lulusan berkualitas dalam hal akademik, tetapi juga menghasilkan lulusan yang memiliki penguasaan multibahasa dan memiliki pemahaman antarbudaya.
Ia mengatakan, hal itu menjadi momentum yang tepat untuk menghasilkan lulusan dengan kualifikasi internasional yang bisa bersaing dengan lulusan dari berbagi universitas di seluruh belahan dunia.
"Selain itu, lulusan perguruan tinggi Indonesia diharapkan juga bisa ikut berkontribusi secara aktif dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa," katanya.(*)
(L.B015*E013/H008/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010