Rasio tracing yang sebesar 6,7 juga sudah cukup baik
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan berbagai percepatan dalam melaksanakan pengujian, pelacakan dan perawatan (testing, tracing dan treatment/3T) dalam penanganan Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia di Jakarta, Kamis, memaparkan, Dinkes DKI Jakarta telah melatih petugas testing dan tracing untuk secara sigap menelusuri kontak erat dari warga yang diketahui terpapar COVID-19.
Atas upaya tersebut, testing PCR di Jakarta mencapai 252,67 persen atau 2,5 kali standar testing PCR PPKM Level 3.
"Rasio tracing yang sebesar 6,7 juga sudah cukup baik. Karena artinya dari satu kasus positif, dilakukan tes PCR 6-7 orang kontak erat. Rasio tracing pun akan terus kami tingkatkan agar bisa di atas 10, sesuai dengan target dari Kemenkes yang ada di laporan SILACAK," ujarnya.
SILACAK merupakan aplikasi buatan Kemenkes untuk mendukung program penguatan tracing di seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: Epidemiolog UI dorong percepatan penanganan COVID-19 di DKI Jakarta
Dwi menjelaskan, Dinkes DKI Jakarta telah melatih petugas testing dan tracing di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta untuk segera memasukkan data secara tertib dan rapi ke sistem SILACAK begitu mengetahui ada warga yang terpapar COVID-19.
Namun, masih ada beberapa kendala di sistem SILACAK karena NIK kontak erat yang sudah pernah dimasukkan tidak dapat dimasukkan kembali.
"Karena satu orang ini bisa menjadi kontak erat beberapa orang dalam beberapa periode, namun tidak dapat dimasukkan kembali ke sistem SILACAK. Untuk itu, kami akan terus berupaya dan berkoordinasi dengan Kemenkes untuk mengatasi ini," ucap Dwi.
Dengan percepatan tersebut, Dwi menyebutkan bahwa berdasar laporan hasil evaluasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 31 Agustus 2021, 'positivity rate' spesimen di DKI Jakarta terendah se-Indonesia yang menunjukkan bahwa Pemprov DKI Jakarta berkomitmen melakukan berbagai upaya untuk mempercepat penanganan pandemi COVID-19.
"Alhamdulillah, 'positivity rate' spesimen di DKI Jakarta sudah mencapai 6,8 persen yang terendah se-Indonesia berdasar data dari Kemenkes. Kasus aktif di Jakarta terus menurun karena adanya upaya-upaya dari semua pihak yang berkolaborasi bersama Pemprov DKI Jakarta dan memberikan dukungan dalam percepatan penanganan pandemi COVID-19 di DKI Jakarta," ujar Dwi.
Baca juga: Anies pastikan pengalihan anggaran untuk penanganan COVID-19 Jakarta
Ke depannya, Pemprov DKI akan terus meningkatkan 3T guna menekan laju penularan atau "positivity rate' di wilayah DKI Jakarta, serta berbagai upaya lainnya dalam rangka percepatan penanganan pandemi COVID-19 seperti, program vaksinasi yang masih secara aktif dilakukan dengan berkolaborasi bersama berbagai pihak.
"Data-data yang ada menunjukkan capaian DKI Jakarta dalam menangani pandemi sudah menunjukkan tren penurunan kasus. Namun, kita tidak boleh lengah dan tetap harus waspada," katanya.
Untuk itu, tambah dia, Pemprov DKI akan terus memonitoring kondisi pandemi di DKI Jakarta, serta memperkuat 3T dan gencar melakukan vaksinasi supaya kekebalan komunal di DKI bisa terbentuk secara optimal. Kita semua juga tetap harus menjalankan protokol kesehatan secara disiplin," tuturnya.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021