Semarang (ANTARA News) - Manajemen PSIS Semarang akhirnya memecat pemain asal Liberia, Zoebaeroe, karena belum menyelesaikan persoalan dengan mantan klubnya, Sriwijaya FC Palembang.
"Kami memang sudah memutuskan untuk melepas Zou (panggilan akrab Zoebaeroe) dan kini manajemen bersama pemain itu sedang menyelesaikan surat-surat terkait dengan pemutusan kontraknya," kata Manajer Tim PSIS, Teguh Setyono kepada wartawan di Semarang, Selasa.
Sejak bergabung dengan PSIS Semarang hingga kini tim ini sudah menjalani empat kali pertandingan pada Kompetisi Sepak Bola Divisi Utama Grup II ini, pemain dengan posisi sebagai "stopper" ini tidak bisa dimainkan karena terkait persoalannya dengan Sriwijaya FC Palembang.
Ia mengatakan, manajemen juga akan melayangkan surat kepada Badan Liga Indonesia (BLI) untuk meminta kebijakan perihal izin perekrutan pemain baru untuk menggantikan posisi Zoe di lini belakang.
"Menurut aturan BLI, setiap tim tidak boleh melakukan penambahan pemain hingga putaran pertama ini usai karena pendaftaran pemain sudah ditutup. Tetapi karena permasalahan ini dan Zou belum pernah main di kompetisi resmi maka kami akan meminta kebijakan dari BLI," katanya.
Pelatih PSIS Semarang, Bonggo Pribadi mengakui, dirinya tidak mempermasalahkan pencoretan Zoe dan dirinya melihat ini sudah menjadi keputusan yang terbaik mengingat pemain ini telah lama absen mengikuti program latihan selama ini.
"Saya sependapat dengan keputusan manajemen tersebut karena kalaupun Zou dibolehkan main, kondisinya pasti jauh dibandingkan dengan rekan-rekannya apalagi dia sudah lama tidak bergabung dengan tim," katanya.
Pelatih yang sukses mengantarkan PSIS menjadi runner up Liga Indonesia XII 2006 tersebut, dirinya berharap BLI memberikan kebijakan kepada PSIS untuk dapat mencari pemain baru sebagai pengganto Zoebaeroe.
"Kalau diixinkan, kami prioritaskan untuk mencari pemain asing sebagai pengganti Zoebaeroe. Makanya, kami harapkan BLI mengizinkan PSIS mencari pemain baru pengganti dia," katanya. (*)
H015/B015
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010