Conakry (ANTARA News) - Guinea membuka kembali perbatasan-perbatasan udara dan lautnya dan memperpendek jam malam dalam satu tanda stabilitas telah pulih di negara Afrika Barat itu setelah pemilu yang dinodai aksi kekekarasan di jalan.

"Pemerintah memutuskan akan membuka kembali semua perbatasan dengan kecuali perbatasan darat," kata Perdana Menteri Jean-Marie Dore Senin malam melalui stasiun televisi pemerintah.

Sementara itu, pemerintah memperpendek jam malam menjadi pukul 22:00 sampai pukul 06:00 waktu setempat, bukan pukul 18;00 sampai pukul 06:00," katanya.

Ibu kota Guinea, Conakry tenang sejak Mahkamah Agung mensahkan pada 2 Desember hasil pemilu yang menetapkan pemimpin veteran oposisi Alpha Conde sebagai pemenang dalam satu persaingan ketat melawan pesaingnya Cellou Dalein Diallo.

Pemilu itu adalah pemilu bebas pertama Guinea sejak merdeka dari Prancis tahun 1958 dan bertujuan untuk menarik satu garis di bawah hampir dua tahun kekuasaan militer di negara itu.

Bentrokan antara pasukan keamanan dan para pendukung Diallo menewaskan sedikitnya 10 orang dan mencederai lebih dari 200 orang sejak hasil sementara pemilu 7 November diumumkan pertengahan November, kata satu kelompok hak asasi manusia.

Presiden terpilih Alpha Conde mengatakan ia berencana akan membentuk satu komisi kepercayaan dan kerukunan untuk menangani kerusuhan pemilu serta puluhan tahun kerusuhan etnik dan polltik yang menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia.

Ia juga mengajak sekutu-sekutu Diallo duduk dalam pemerintah persatuan nasional dalam usaha yang bertujuan untuk meredakan ketegangan-ketegangan.

Stabilitas dapat membantu kepastian hukum bagi investasi-investasi oleh perusahaan-perusahaan tambang seperti Rio Tinto dan Vale di Guinea yanag kaya bauksit dan biji besi.(*)
Reuters/H-RN/B002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010