Gianyar (ANTARA News) - Konflik di Semenanjung Korea tidak akan mempengaruhi komitmen Korea Selatan untuk meningkatkan investasi di Indonesia, kata Juru Bicara Kepresidenan Teuku Faizasyah.

Justru, menurut Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah di Istana Tampak Siring, Selasa, Indonesia yang stabil dan jauh dari Semenanjung Korea seharusnya semakin menarik bagi Korea Selatan apabila ingin me"markir" dananya di luar negeri.

Ia mengemukaan hal itu sehubungan dengan rencana pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono denga Presiden Korea Selatan Lee Myun-Bak di Bali, Kamis( 9/12).

"Kalau kondisi di kawasan ini kurang kondusif, justru bisa diyakini oleh mereka bahwa wilayah kita justru menarik untuk investasi," ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, kondisi Indonesia saat ini amat stabil dengan ekonomi yang terus tumbuh tentunya akan semakin menarik bagi investor luar negeri.

Pada September 2010, Korea Selatan menyatakan komitmennya untuk meningkatkan penanaman modal di Indonesia sekitar 10 miliar dolar AS dalam empat tahun ke depan ketika Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan berkunjung ke negeri ginseng itu.

Sektor yang paling diminati oleh Korea Selatan di Indonesia antara lain ban mobil, baja, elektronik, otomotif, sektor manufaktur, dan infrastruktur.

Menurut Faiza, dalam pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Preside Korea Selatan Lee Myun-Bak , tidak akan dibicarakan komitmen baru Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia.

Presiden Yudhoyono dan Presiden Lee dijadwalkan bertemu selama 30 menit pada Kamis pagi 9 Desember 2010 sebelum membuka Bali Democracy Forum.(*)

D013/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010