Teheran (ANTARA News) - Iran pada Selasa mendesak negara-negara besar dunia agar menunjukkan keberaniannya dan mengakui hak Iran untuk serangkaian kemampuan dalam bahan bakar nuklir, termasuk proses pengayaan uranium, dalam pembicaraan hari kedua di Jenewa.

"Yang penting adalah negara yang sedang bernegosiasi dengan kami mengakui hak kami secara nyata," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast dalam jumpa pers mingguan.

"Mengakui hak negara kami untuk memiliki kemampuan dalam bahan bakar nuklir dapat menjadi landasan bagi kerja sama yang baik di antara negara yang memiliki aktivitas nuklir damai lainnya," kata jubir itu.

"Kami percaya bahwa keputusan ini menekankan pada keberanian dari pihak mereka untuk melakukan hal itu," katanya.

Ia mengkritik spekulasi negatif media tentang pembicaraan nuklir, yang dibuka di Jenewa pada Senin antara Iran dan perwakilan dari Inggris, Prancis, China, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat.

"Beberapa media Barat, yang mengutip para pejabat, menyuarakan pesimisme terhadap pembicaraan tersebut, negara yang sedang bernegosiasi seharusnya menunjukkan tindakan yang tidak selaras dengan persepsi media tersebut," kata Mehmanparast.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad telah berulang kali berikrar bahwa pengayaan uranium Iran tidak dapat ditawar lagi.

Pengayaan uranium adalah titik kunci yang menjadi kebuntuan kedua pihak karena proses tersebut dapat menghasilkan bahan bakar nuklir sekaligus inti fisi dari bom atom dalam tingkat pengayaan yang lebih tinggi.

Teheran membantah kecurigaan Barat bahwa program nuklirnya merupakan kedok untuk upaya mereka membuat senjata nuklir dan kini Iran dikenai empat tahapan sanksi PBB karena menolak untuk menghentikan pengayaan uranium itu.(*)
AFP/KR-PPT/H-RN

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010