Beijing (ANTARA News) - China melontarkan ejekan baru pada Selasa menjelang upacara penyerahan hadiah Nobel Perdamaian kepada Liu Xiaobo dengan menyebut panitia Nobel sebagai "badut" dan mengklaim sebagian besar negara mendukung Beijing.
"Mereka yang menjadi panitia Nobel menciptakan keributan anti-China dari diri mereka sendiri," kata juru bicara kementerian luar negeri China Jiang Yu kepada wartawan dalam pernyataan tajam yang tidak biasa kepada komite Nobel yang bermarkas di Oslo.
"Kami menentang siapa pun yang membuat isu mengenai Liu Xiaobo dan mengintervensi masalah hukum di China."
Ia menambahkan: "Kami tidak akan berubah karena adanya intervensi dari sekelompok badut."
Panitia Nobel rencananya mengadakan perayaan penghargaan di Oslo bagi Liu pada Jumat bertepatan dengan hari Hak Asasi Manusia Internasional, menandai lahirnya Deklarasi Universal mengenai HAM oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1948.
Liu, penulis dan akademisi yang dengan berani berjuang untuk reformasi sistem politik China yang satu partai selama lebih dari dua dasawarsa tersebut dipenjara pada Desember 2009 selama 11 tahun dengan tuduhan subversi.
Tampaknya tidak ada yang dapat mewakilinya untuk menerima hadiah Nobel yang diumumkan pada Oktober tersebut.
Isterinya, Liu Xia, juga menjadi tahanan rumah sejak Liu ditahan dan anggota keluarga yang lain berada di bawah tekanan untuk tidak berbicara di hadapan publik dan banyak dari pengikut dan pendukung Liu telah diperingatkan untuk tidak menghadiri atau dicegah secara fisik untuk meninggalkan China, kata beberapa aktivis.
Diplomat juga mengatakan China --yang sangat malu atas hadiah tersebut-- menekan pemerintah-pemerintah negara lain agar tidak mengirimkan wakilnya untuk menghadiri upacara tersebut.
Jiang mengatakan "lebih dari 100 negara dan organisasi internasional" telah "menyatakan secara eksplisit mendukung posisi China untuk menentang pemenang hadiah Nobel perdamaian tahun ini," namun ia menolak untuk menyebutkan rinciannya.
"Anda dapat dengan jelas melihat bahwa kebanyakan komunitas internasional tidak akan menghadiri upacara tersebut," katanya dalam jumpa pers rutin.
Namun, Institut Nobel di Oslo dengan cepat membantah klaim tersebut dan direktur institut Geir Lundestad mengatakan kebanyakan negara malah akan menghadiri upacara.
Institut mengatakan ada enam negara --China, Rusia, Kazakhstan, Kuba, Maroko, dan Irak-- yang sejauh ini mengatakan bahwa mereka tidak akan hadir dalam upacara pemberian hadiah Nobel.
Liu dipenjara setelah ia ikut menulis "Charter 08", manifesto politik pada 2008 yang meminta agar terjadi reformasi politik dan HAM di China yang tersebar dengan cepat di internet.
Aktivis HAM mengatakan Liu dipenjara setelah ia menggunakan haknya untuk berbicara secara bebas, hak yang dijamin oleh konstitusi China.
Aktivis mengatakan Partai Komunis pemerintah dengan teratur mengenakan tuduhan subversi sebagai alat untuk membungkam kritik.
China membantah setiap kritik dengan geram, menyebut Liu sebagai seorang "kriminal" dan memperingatkan agar negara lain tidak mengintervensi sistem pengadilannya.(*)
AFP/KR-DLN/H-RN
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010