"Nanti akan ada pertemuan bilateral Presiden Korea Selatan dan Presiden Susilo B Yudhoyono, yang memberi peluang penting untuk saling bertukar pandangan tentang masalah yang dihadapi negara itu serta bentuk kontribusi yang bisa kita beri," katanya, kepada ANTARA, di Nusa Dua, Bali, Selasa petang.
Natalegawa berada di Bali untuk memimpin delegasi Indonesia dalam Forum Demokrasi Bali (BDF) Ke-III, yang akan berlangsung di Nusa Dua pada 9-10 Desember nanti.
Telah mengonfirmasikan diri 71 negara dan perutusan internasional yang akan berpartisipasi dalam forum itu, selain tiga kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara sahabat.
Pada BDF Pertama, tercatat hadir hanya 39 negara, meningkat menjadi 42 negara pada BDF II, dan 71 negara pada BDF Ke-III kali ini.
Kali ini, 42 negara mengirimkan utusan setingkat menteri luar negeri atau kementerian berbeda, pejabat setingkat menteri, atau wakil menteri luar negeri.
Ketiga kepala negara dan kepala pemerintahan itu adalah Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak, Sultan Hassanal Bolkiah II dari Brunei Darussalam, dan Perdana Timor Timur, Kay Ralla Xanana Gusmao. Bersama dengan koleganya, Presiden Susilo Yudhoyono, Lee akan bertindak sebagai ketua bersama seluruh persidangan BDF Ke-III ini.
"Bagi kita, tidak tertutup untuk memfasilitasi komunikasi, dan forumnya tidak harus dalam bentuk satu atap semua pihak berkumpul bersama. Untuk saat ini, forum seperti itu akan sulit diandalkan untuk menghasilkan konsensus," katanya.
Menurut dia, yang paling pas untuk dilakukan pada saat-saat belakangan ini adalah setahap demi setahap membangun rasa saling percaya. "Yang penting jangan sampai keadaan memburuk. Situasi distabilkan dulu, itu yang penting sambil tetap memastikan bahwa yang bertanggung jawab harus memikul tanggung jawabnya itu," katanya.
Masalah situasi di Semenanjung Korea itu, katanya, sangat kompleks karena banyak dimensi yang terlibat, mulai dari permasalahan antara Korea Utara dan Korea Selatan, dengan Jepang, persenjataan nuklir, China, sampai isu proliferasi yang semuanya selama ini difasilitasi dgn Forum Enam Pihak.
Dengan semua pihak itu, Indonesia berhubungan sangat baik. Potensi Indonesia menjadi fasilitator sangat terbuka, namun semuanya dilakukan dengan cara yang tepat sasaran.
"Dua pekan lalu China menyatakan agar pembicaraan melalui Forum Enam Pihak dimulai lagi sekalipun langsung ditolak karena saatnya tidak pas. kapan buat seruan dan lain-lain harus pas waktu dan sasaran. Indonesia menyikapi kenyataan itu dengan melakukan sejumlah upaya kepada Korea Selatan dan China. Indonesia akan dengar langsung aspirasi Korea Selatan," katanya.
Dalam BDF III kali ini, telah dijadualkan pertemuan bilateral antara Presiden Yudhoyono dengan Presiden Lee Myung-bak.
"Pesan kita ke Korea sangat jelas, yaitu tegas menolak pemakaian kekerasan apalagi sampai menimbulkan korban tidak bersalah dari kalangan sipil selain karena melanggar Piagam PBB," katanya.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010