Pandeglang (ANTARA News) - Ribuan rumah di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, selama dua hari terakhir terendam banjir akibat meluapnya sungai Cibuan dan Cipunten Agung.

"Saat ini warga korban banjir terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata Rohim (45) seorang tim relawan penanggulangan bencana alam Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang saat dihubungi, Selasa.

Rohim mengatakan, sejak beberapa hari terakhir turun hujan terus menerus di sejumlah wilayah di Kabupaten Pandeglang yang menyebabkan terjadi banjir setinggi satu sampai tiga meter akibat luapan air sungai.

Warga yang parah terkena banjir mereka tinggal di Desa Labuan, Rancateureup, Kalanganyar, Teluk, Banyumekar, Caringin, dan Banyu Biru.

Banjir tersebut menghanyutkan puluhan rumah warga Desa Kalanganyar, Kecamatan Labuan.

Begitu pula puluhan perahu nelayan yang ditambatkan di Desa Teluk mengalami kerusakan, bahkan menghilang terbawa arus air sungai.

Selain itu banjir juga menggenangi sawah, sekolah, masjid, dan ruas jalan dalam kota Labuan hingga setinggi 70 sampai 80 sentimeter.

Menurut Rohim, pihaknya sejauh ini belum menerima laporan korban jiwa, namun dipastikan ratusan rumah warga terendam banjir.

"Warga yang terkena banjir hingga kini belum kembali ke rumahnya, karena hujan masih berlangsung dan dikhawatirkan air membesar," katanya.

Dia menyebutkan, diperkirakan pemukiman warga yang berada di sekitar daerah aliran sungai (DAS) terendam banjir setinggi tiga meter.

Sedangkan, warga yang tinggal jauh dari sungai ketinggian mencapai satu meter.

"Saya berharap pemerintah daerah dan para dermawan segera menyalurkan bantuan makanan karena mereka sangat membutuhkannya," katanya.

Sementara itu, Jaka (45) warga Desa Teluk Kecamatan Labuan mengaku dirinya dan keluarga hingga kini masih tinggal di penampungan karena rumahnya yang berada di sekitar sungai masih terendam banjir.

"Saya kira isi peralatan rumah tangga yang tidak bisa diselamatkan dipastikan mengalami kerusakan," katanya.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010