"UMKM seperti toko dan warung juga menghadapi hambatan dalam pengadaan stok barang dagang, seperti jauhnya jarak ke pusat grosir, repot membawa barang belanjaan, dan metode pembayaran yang harus tunai. Akibatnya, stok barang dagang di toko atau warung jadi tidak lengkap. Ini berpotensi mengurangi penjualan mereka," kata CEO CrediBook, Gabriel Frans, dalam keterangan pers, dikutip Kamis.
Baca juga: Digitalisasi keuangan,aplikasi CrediBook jangkau 500.000 pengguna UMKM
CrediMart merupakan toko grosir online untuk membantu pelaku UMKM memenuhi stok barang tanpa harus keluar rumah.
CrediBook bekerja sama dengan toko grosir konvensional untuk layanan ini. Platform CrediMart dibuat untuk mengalihkan transaksi yang selama ini dilakukan secara langsung menjadi digital.
CrediBook dalam kemitraan tersebut memberikan nilai tambah berupa pilihan pembayaran dan memfasilitasi pengantaran. CrediMart menyediakan pembayaran cash on delivery (COD), tunai dan pembayaran jatuh tempo.
Skema jatuh tempo ini disediakan untuk memudahkan pemilik usaha mengelola arus kas. Cara pembayaran ini hanya tersedia untuk UMKM dengan riwayat pembayaran yang bagus.
Layanan lainnya, CrediStore, berupa aplikasi yang membantu UMKM untuk membuat toko online.
Setelah mendaftar, CrediStore akan meminta pelaku usaha untuk memberikan nama toko, mengunggah foto produk berserta deskripsi dan harga jual. Setelah itu, pengguna bisa menaruh tautan ke toko online di CrediStore pada akun media sosial.
Baca juga: Kemenkop gandeng Perpusnas dukung literasi UMKM
Baca juga: Kemenkop-UKM dan MSC kerja sama untuk persiapan menuju ekonomi digital
Baca juga: BI dorong keuangan digital jadi pilar transformasi perekonomian
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021