Bogor (ANTARA News) - Ketua Dewan Penasehat Majelis Pimpinan Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Assidiqie mengatakan, organsasi yang dibentuk pada 1990 tersebut kini sudah tidak memiliki musuh yang nyata lagi.
Jimly dalam diskusi dengan wartawan di sela-sela mengikuti Muktamar-V ICMI di IPB International Convention Center (IICC), di Bogor, Senin, mengatakan, saat dibentuk ICMI memiliki musuh yang sangat nyata.
"Sebuah organisasi lahir karena memiliki musuh nyata bersama. Hal tersebut juga berlaku bagi ICMI," kata Jimly Assidiqie.
Mantan ketua Mahkakam Konstitusi RI tersebut menegaskan, musuh nyata yang melatarbelakangi lahirnya ICMI adalah marjinalisasi atau peminggiran umat Islam dari politik kekuasaan.
Marjinalisasi umat Islam dari kekuasaan tersebut, mendorong komunitas cendekiawan muslim saat itu bersepakat membentuk sebuah wadah perjuangan bernama ICMI.
Kelahiran ICMI, lanjutnya, diharapkan menjadi media dalam memperjuangkan aspirasi politik umat Islam yang selalu dipinggirkan dari kekuasaan.
Setelah ICMI lahir pada 1990, aspirasi politik umat Islam menjadi tersalurkan, yang ditunjukkan dengan banyaknya kader organisasi ini menempati sejumlah pos penting di pusat kekuasaan.
"Saat ini musuh ICMI tidak nyata. ICMI tidak memiliki musuh lagi, karena era peminggiran politik Islam telah berlalu," tuturnya.
Oleh karena itu, Jimly menyerukan agar peserta Muktamar-V ICMI merumuskan agenda aksi nyata guna menguatkan peran baru ICMI sesuai tuntutan kekinian. (ANT-053/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010