Bogor (ANTARA News) - Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) 2005-2010, Ginandjar Kartasasmita, menyatakan bahwa ICMI perlu alih generasi dan tidak dipimpin oleh tokoh politik atau tokoh yang terkait dengan pemerintahan.
"Harus ada orang baru. Saya juga sudah tidak mau lagi," kata Ginandjar dalam jumpa pers di sela-sela Muktamar V ICMI di Bogor, Senin malam.
Mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu menegaskan, ICMI ke masa depan harus diisi oleh generasi baru, meskipun mungkin masih diperlukan adanya tokoh-tokoh yang sudah dikenal.
"Tokoh muda yang profesional perlu masuk dalam kepengurusan," katanya.
Mantan Menteri Pertambangan dan Energi dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional itu berharap ICMI ke masa depan jangan menjadi organisasi kerangka yang dikenal setiap tahun ketika menyelenggarakan silaturahmi nasional (silaknas) atau lima tahun sekali melalui muktamar.
"Kita ingin semua potensi dapat diikat dan dikuatkan," katanya.
Ginandjar menegaskan bahwa suatu masa ICMI identik dengan pemerintahan, tetapi di suatu masa lain ICMI berada di luar pemerintahan dan pernah menjadi lokomotif reformasi.
Ginandjar mengakui pernyataannya bahwa ICMI tidak dipimpin oleh tokoh politik atau tokoh yang terkait dengan pemerintahan merupakan pendapat pribadi, dan merupakan pemikiran agar tidak ada rasa sungkan lantaran terkait dengan partai politik atau sedang menjabat di pemerintahan.
"ICMI harus benar-benar independen," katanya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada peserta muktamar yang datang dari seluruh daerah dan luar negeri dengan biaya sendiri.
"Mereka tidak dibiayai oleh ICMI. Tidak ada politik uang, bersih. Inilah contoh organisasi yang bersih yang membawa nama cendekiawan muslim. Ini contoh bahwa demokrasi bisa berjalan dengan bersih. Ini kekuatan nyata," katanya menambahkan.
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010