"Pengalaman saya, keadilan dan kemakmuran yang sangat menentukan suatu negara damai," kata Jusuf Kalla di Gedung Pusat Kebudayaan Soka Gakkai Indonesia, Jakarta, Senin.
Ketua umum PMI itu mengatakan, siapapun menghargai gagasan mengenai pluralisma namun pemikiran dan gagasan tersebut harus dilaksanakan sebab pemikiran dan gagasan tidak cukup untuk menciptakan perdamaian.
Buku berjudul "Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian" yang ditulis bersama Gus Dur dengan Daisaku Ikeda, tokoh pemikir Jepang berisi tentang dialog mengenai perdamaian dalam berbagai topik.
Dia mengatakan, konflik di beberapa daerah seperti Aceh dan Papua justru semakin meruncing pada saat munculnya gagasan mengenai pluralisme, artinya penyelesaiannya butuh waktu lama sebab tidak hanya membicarakan konteks gagasan tapi konteks implementasi.
Jusuf Kalla mengatakan, pada dasarnya semua manusia cinta damai begitu juga dengan agama, dan yang menjadi pertanyaan kenapa konflik yang mengatasnamakan agama tetap ada.
"Itu menjadi pertanyaan kita, tentu ada sebabnya. Karena itu gagasan-gagasan dalam buku ini sangat penting untuk dilaksanakan," ujarnya.
Gagasan dan harmonisasi diakuinya sangat penting, tapi tidak kalah pentingnya bagaimana menciptakan keadilan.
Dia mengajak dalam menciptakan keadilan itu bagaimana yang mampu membantu yang tidak mampu, yang berkuasa mengayomi yang lain dan yang mayoritas menghormati minoritas.
Jusuf Kalla juga menyambut baik buku yang dinilai dapat menjadi inspirasi bagi siapapun untuk menjaga perdamaian.
"Semoga buku ini bermanfaat untuk kita semua, bukan hanya dibaca tapi direalisasikan bersama," demikian Jusuf Kalla.
(T.D016/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010