Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara Hamas yang juga Staf Khusus PM Palestina Sammi Abu uzair bertemu Ketua MPR Hidayat Nurwahid dan Ketua DPR Agung Laksono dalam pertemuan terpisah di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat dan Hamas menegaskan kekuatanya tidak berkurang meski beberapa hari digempur Israel. Sebelum bertemu Agung Laksono, Sammi bertemu Hidayat Nurwahid dalam sebuah silaturami yang dilakukan secara tertutup. Setelah itu, dia menyampaikan pernyataan di usai shalat jumat di Masjid Baiturrahman DPR/MPR Jakarta. Sami usai bertemu Nurwahid, sammi menyatakan, haru dan berterima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia kepada perjuangan Palestina. Hamas akan terus berjuang dan melakukan perlawanan terhadap Israel. Namun dia menyatakan, Indonesia sebaiknya tidak perlu mengirim relawan jihad karena di sana sudah banyak. Relawan jihad di palestina bukan saja sudah banyak, tetapi juga sudah terlatih. Palestina perlu lebih banyak bantuan kemanusiaan. Meski digempur Israel sekitar tiga minggu dengan kekuatan persenjaatan modern, menurut juru bicara Hamas, kekuatan Hamas tidak berkurang. Sayap-sayap militer Hamas tetap solid dan akan terus melakukan perlawanan terhadap Israel. Dengan kekuatan yang solid, Hamas yakin akan mampu mengalahkan Israel. "Hamas tidak akan pernah berhenti sampai hak-hak Palestina terpenuhi. Kami dengan segala kekuatan yang dimiliki tetap ada dan melakukan perlawanan terhadap Israel . Kami yakin Israel akan gagal," kata Sammi. Menurut Pemerintah Palestina, serangan 22 hari Israel terhadap Hamas menewaskan 1.330 orang dan mencederai 5.450 orang, kata petugas medis. Sekitar 4.000 rumah hancur dan 17.000 rumah lain. Amerika Serikat menolak Resolusi yang berjudul "Kondisi kesehatan yang amat menyedihkan di Palestina terutama Gaza," yang disponsori negara-negara OKI, termasuk Indonesia. Dalam sidang "Executive Board" WHO yang digelar sejak 19 hingga 27 Januari telah disahkan Resolusi yang berjudul "The Grave Health Situation in the Occupied Palestinian Territory, particularly in the Occupied Gaza Strip", demikian Sekretaris Pertama PTRI Jenewa, Acep Somantri kepada koresponden Antara London, Kamis. Menurut Acep Somantri, resolusi disetujui melalui pemungutan suara dengan 28 suara mendukung termasuk Indonesia dan satu suara menolak yaitu Amerika Serikat, dan empat negara abstain yaitu Malawi, Bahamas, Selandia Baru dan Samoa serta satu negara tidak hadir (El Savador). Disetujuinya Resolusi tersebut, tidak terlepas dari upaya Menkes bersama Delegasi RI menggalang dukungan negara-negara OKI dan desakan agar rancangan Resolusi segera disahkan. Menkes Indonesia Siti Fadillah telah mendesak Executive Board WHO mengambil tindakan segera untuk memulihkan kondisi kesehatn di Jalur Gaza, sebagaimana yang disampaikan di hadapan sidang Executive Board pada tanggal 20 Januari lalu. Diingatkan oleh Menkes RI bahwa pengesahan rancangan Resolusi ini adalah semata-mata didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan dan keadilan bukan atas dasar politik, sektarian maupun keagamaan. Menkes RI puas dengan disahkannya Resolusi tersebut, dan menegaskan bahwa Indonesia siap membantu WHO bagi pengiriman Misi Khusus Kesehatan ke Palestina dimaksud.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Ganyang yahudi! Umat yahudi dari dahulu terkenal suka memutar balikkan fakta.